Selama itu? Ya, selama itu. Paling tidak, itu sudah terbukti saat Acer menguji laptop ini dengan menyiarkan sebuah program radio melalui jaringan Internet selama delapan jam nonstop beberapa waktu lalu.
Lalu, mampirlah si Timeline 14 inci ini ke ruang redaksi Tempo selama dua pekan terakhir. Tentu saja daya tahan baterai ini adalah prioritas utama untuk diuji. "Masak sih selama itu?" komentar seorang teman.
Baca Juga:
Dimulailah pengujian di ruang redaksi dengan cara memakainya sebagai alat kerja pengganti komputer desktop di meja Tempo. Sejak pagi ia melayani semua aktivitas rutin. Dari berselancar di Internet melalui Wi-Fi, mengobrol di ruang chatting, memutar musik, sampai mengetik artikel.
Hasilnya? Acer ternyata tak sekadar berkoar-koar. "Rahasianya apa?" kata si teman yang gemar mengikuti perkembangan tren komputer jinjing itu.
Baterainya sebetulnya 6 sel saja. Tapi kombinasi antara prosesor dan teknologi penghematan energi layar TFT LCD-nya serta teknologi baterai pintar adalah rahasia penghematan energi itu. Untuk merasakan penghematan itu, Anda cukup menyentuh tombol bergambar baterai dan daun di atas keyboard.
Baca Juga:
Seri Timeline sudah memakai prosesor Intel Core 2 Duo SU9400 atau dikenal pula dengan platform Centrino 2. Platform ini termasuk keluarga platform Montevina Plus yang lebih hemat energi ketimbang platform Montevina yang diluncurkan pertengahan tahun lalu. Kombinasi dengan layar LCD yang bercahaya latar LED ikut menyumbang penghematan tersebut.
Timeline 4810T ini juga lebih adem meski dioperasikan dengan tenaga langsung dari sumber listrik. Tubuh yang jauh lebih sejuk daripada sejumlah laptop yang pernah diuji Tempo membuatnya nyaman ditaruh di pangkuan. Bahkan dalam jangka waktu yang lama.
Lagi-lagi ini berkat teknologi pendingin pada prosesor Centrino 2. Prosesor ini memakai teknologi Laminar Wall Jets yang biasa diadopsi pada pendingin bilah turbin pesawat jet. Teknologi Intel ini mengarahkan udara sejuk secara langsung ke titik yang paling membutuhkan.
Laptop ini sebetulnya menawarkan hal lain lagi. Desainnya akan membuat Anda pangling bila selama ini kerap mengamati laptop-laptop buatan Acer. Tubuhnya langsing dan ringan, dengan tebal 24 milimeter dan bobot 1,9 kilogram saja.
Acer mendesain tubuhnya dengan garis-garis sisi yang lebih sederhana dan cenderung datar, tak seperti keluarga Aspire lain. Keyboard-nya didesain dengan tombol floating datar. Permukaan rata membuatnya nyaman dipakai mengetik dokumen yang panjang dan dalam waktu lama.
Bagian touchpad sudah diperkuat dengan teknologi multitouch. Untuk pembesaran layar bisa dilakukan dengan menggeser dua jari ke arah dalam dan keluar secara bersamaan. Untuk menggulung, dilakukan dengan memutar satu jari seperti spiral. Sedangkan untuk pintasan Forward atau Back bisa dilakukan dengan menekan dua jari lalu menggesernya ke kiri atau ke kanan.
Hanya, sensitivitas touchpad ini cukup merepotkan saat memakainya berselancar di halaman web. Menggeser kursor dengan satu jari di permukaannya malah kerap dibaca sebagai langkah untuk Back atau Forward.
Laptop berbalur warna abu-abu ini dilengkapi dengan speaker berkualitas Dolby yang terasa cukup untuk menghibur satu ruangan yang tak terlalu luas. Kapasitas kantong penyimpanan hard disk-nya juga sudah mencapai batas maksimal yang ada di pasar, yaitu 500 gigabita.
Adapun memori RAM-nya mencapai 4 gigabita. Kapasitas ini sudah sangat cukup untuk mengendalikan sistem operasi Windows Vista edisi Home Premium yang (menariknya) tersedia langsung bila Anda memboyong pulang laptop seharga US$ 1.099 ini.
DEDDY SINAGA