TEMPO.CO, Jakarta - Bawang dayak, bawang hutan, atau bawang tiwai banyak dibudidayakan secara luas di Amerika Selatan, wilayah Afrika, dan Indonesia. Tanaman ini banyak ditemukan di tanah bersulfur di Indonesia, dalam ketinggian 600 hingga 2000 m di atas permukaan laut Pulau Kalimantan.
Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Gadjah Mada atau UGM memaparkan temuan potensi bawang dayak sebagai alternatif penyembuhan kanker. Tim mahasiswa UGM yang terdiri dari Ribka Wijayanti dan Dwina Aulia (Kedokteran Gigi 2022), Anisah Qurrotu Aini (Biologi 2022), serta Naila Nurfadhilah dan Atikah Nur Hanifah (Farmasi 2022) bawah bimbingan Prof drg Supriatno, M.Kes., MD.Sc.,Ph.D, Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi UGM ini berhasil mengembangkan senyawa antioksidan menjadi zat penghambat pertumbuhan sel kanker.
Dikutip dari situs UGM, kanker lidah terjadi akibat adanya aktivitas gen proto-onkogen yang menyebabkan proliferasi sel berlebihan dan inhibisi gen supresor tumor. Perubahan genetik tersebut menyebabkan pertumbuhan sel tidak terkendali hingga membentuk tumor.
Tumor dapat bersifat jinak atau ganas, dan sifat tumor ganas inilah yang kemudian disebut kanker. Saat ini, pengobatan terkait berbagai jenis kanker masih terus dikembangkan. Kendala dalam penyembuhan penyakit kanker umumnya dikarenakan pesatnya pertumbuhan sel kanker dari pusat hingga menyebar ke seluruh tubuh.
Guna memaksimalkan kandungan bawang dayak dan menyalurkan langsung ke organ sasaran, tim mahasiswa UGM menggunakan metode Plant Derived-Exosome Like-Nanoparticle (PDENs) yang melepaskan bagian kecil sel untuk berkomunikasi antar sel dan mengatur kekebalan terhadap serangan patogen. Penelitian dimulai dengan mengisolasi PDENs bawang dayak dengan teknik presipitasi berbasis polimer menggunakan PEG6000 sehingga didapatkan larutan PDENs bawang dayak.
“Senyawa ini kemudian diuji pada sel kanker lidah manusia dengan berbagai konsentrasi,” kata salah satu anggota tim, kata Ribka Wijayanti, seperti dikutip dari laman ugm.ac.id.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah sel kanker yang hidup mengalami penurunan karena terjadi apoptosis dan jumlah sel yang berproliferasi mengalami penurunan pada penggunaan PDENs bawang dayak yang lebih tinggi.
Anggota tim lainnya, Dwina Aulia menambahkan, hasil uji lab tersebut membuktikan bahwa kandungan dalam bawang dayak menggunakan metode PDENs mampu menghambat perkembangan dan mematikan sel kanker lidah manusia secara efektif.
Meski penelitian ini masih dalam tahap uji pre-klinik, tim UGM mengklaim jika penelitian semakin dikembangkan, maka temuan potensi bawang dayak ini dapat menjadi landasan baru dalam pengobatan kanker mulut menggunakan obat herbal.
“Kolaborasi antar lintas jurusan, penelitian ini mengilhami kami semua untuk terus menggali potensi alam yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia,” jelas Dwina.
Pilihan Editor: Mengenal Bawang Dayak dan Ragam Khasiatnya, Punya Kandungan Antibakteri