TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat sebanyak 2.299 jiwa warga di Kabupaten Aceh Singkil terdampak banjir dengan ketinggian air 30 centimeter hingga 1,2 meter.
"Banjir disebabkan karena hujan yang terus menerus sejak beberapa hari. Tidak ada pengungsi dan korban jiwa dalam peristiwa ini," kata Plt Kepala Pelaksana BPBA Fadmi Ridwan di Banda Aceh, Senin, 12 Agustus 2024 seperti dilansir Antara.
Fadmi menjelaskan, banjir di Aceh Singkil tersebut mulai terjadi pada Ahad, 11 Agustus 2024, sekitar pukul 00.30 WIB. Daerah yang terdampak meliputi 10 gampong atau desa yang tersebar di empat kecamatan, yaitu Simpang Kanan, Gunung Meriah, Danau Paris dan Kuta Baharu. "Total korban terdampak 2.299 jiwa dalam 531 kepala keluarga dan beberapa desa masih dalam pendataan korban terdampak oleh petugas," ujar Fadmi.
Ketinggian air banjir ini bervariasi, mulai dari 30 cm hingga 1,2 meter. Selain merendam rumah dan fasilitas umum, banjir juga sempat membuat jalan Singkil - Subulussalam, tepatnya di Desa Silatong, lumpuh tidak bisa dilalui kendaraan. Jalan antar desa di Kecamatan Gunung Meriah juga lumpuh.
Fadmi mengatakan, BPBD Aceh Singkil juga menurunkan tim reaksi cepat ke lokasi untuk melakukan evakuasi. Kondisi terakhir debit air di 10 desa di empat kecamatan tersebut sudah mulai surut dan kendaraan roda dua serta roda empat sudah dapat melintas.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di beberapa daerah di wilayah barat dan selatan Provinsi Aceh agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir dan tanah longsor yang dipicu curah hujan tinggi dalam beberapa hari ke depan.
Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Budi Hutasoit mengatakan, terdapat empat daerah yang mendapatkan peringatan untuk waspada adalah Kota Subulussalam, Kabupaten Aceh Singkil, Aceh Selatan, dan Aceh Barat Daya.
Pilihan Editor: Peneliti BRIN Sebut Kilang Hayati Solusi Teknologi Berkelanjutan dan Mendukung Ekonomi Sirkular