TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan warga Kampung Tambakrejo, Kelurahan Tanjungmas, Kota Semarang, beramai-ramai mengarungi pesisir Laut Jawa untuk merayakan hari kemerdekaan ke-79 pada Sabtu, 17 Agustus 2024. Mereka menggelar upacara 17 agustus, pengibaran bendera negara, di atas rumpon kerang hijau—jenis alat bantu penangkapan ikan yang dipasang di laut.
Upacara di tengah laut itu merupakan bagian dari bentuk kritik nelayan terhadap kondisi Laut Jawa, sekitaran pesisir Semarang, yang mengalami kerusakan. Mengakibatkan tangkapan ikan semakin menurun dari tahun ke tahun. "Ruang tangkap nelayan juga dari hari ke hari semakin menyempit," ucap Marzuki, warga setempat yang mewakili Kampung Tambakrejo pada Sabtu.
Perayaan upacara dimulai ketika sedikitnya 60 warga berangkat menuju tengah laut di rumpon milik Koperasi Kampung Nelayan Tambakrejo. Mereka menaiki 13 perahu nelayan, lalu konvoi melintasi Sungai Kanal Banjir Timur, melewati perkampungan nelayan.
Tambakrejo merupakan perkampungan yang dihuni nelayan tradisional. Mereka menangkap ikan di perairan Kota Semarang menggunakan perahu bertonase kecil.
Adapun lokasi Kampung Tambakrejo berada di tengah sejumlah objek pembangunan pemerintah. Di antaranya reklamasi Pelabuhan Tanjung Emas dan Tol Tanggul Laut Semarang-Demak. Mereka pernah mengalami penggusuran pada 2019 silam.
Kajian Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi mengenai tata ruang laut, menyebutkan dalam 28 Peraturan Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil alokasi pemukiman nelayan lebih kecil dibandingkan luasan proyek reklamasi sekaligus dengan tambang pasir laut.
"Jika pemukiman nelayan hanya dialokasikan seluas 1.256,90 hektar, maka luasan reklamasi dengan tambang pasir laut tercatat seluas 3.590.883,22 hakter," kata Manajer Kampanye Pesisir dan Pulau Kecil Walhi, Parid Ridwanudin.