Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pola Zigzag pada Dinding Bisa Membuat Suhu Udara Lebih Adem 3 Derajat

image-gnews
Gedung bertingkat di jalan Sudirman, Jakarta, 2 April 2020. Tempo/Tony Hartawan
Gedung bertingkat di jalan Sudirman, Jakarta, 2 April 2020. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dinding dengan kontur zigzag bisa menurunkan panas suhu udara 3 derajat Celsius lebih dingin dibandingkan dinding umumnya tanpa input energi apapun. Pendekatan ini dapat mereduksi energi yang digunakan untuk kebutuhan mendinginkan sistem, dan karenanya membantu membatasi laju pemanasan global.

"Dengan desain semacam ini, kita bisa memiliki bangunan atau gedung yang lebih dingin," kata Qilong Cheng dari Departemen Fisika dan Matematika Terapan di Columbia University, New York, AS. “Jadi kita dapat menurunkan konsumsi energi untuk pendinginan," katanya lagi 

Tingkat ketergantungan kepada mesin-mesin penyejuk udara meningkat seiring Bumi yang memanas dan jumlah orang yang mampu mengakomodasi kebutuhan ini bertambah. Emisi gas rumah kaca dari kebutuhan pendinginan ini diperhitungkan bisa berlipat lebih dari tiga kali pada 2050. 

Dampaknya, banyak tim peneliti mencoba mengembangkan solusi pendinginan pasif yang tidak membutuhkan energi. Misalnya, dengan cukup membuat atap berwarna putih yang dapat memantulkan cahaya matahari yang datang sehingga dapat menjaga suhu udara di gedung-gedung dan bahkan kota lebih dingin. 

Pendekatan itu bisa lebih efektif lagi apabila atap putih dilapisi material yang tidak hanya merefleksikan sebagian besar gelombang dalam sinar matahari. Tapi, juga memancarkan radiasi inframerah dalam spektrum panjang gelombang yang membuatnya tidak dapat diserap molekul-molekul di atmosfer seperti karbon dioksida. 

“Radiasi inframerah dalam rentang panjang gelombang itu bisa menembus melewati atmosfer dan langsung mencapai luar angkasa," kata Cheng. 

Tapi, sementara material seperti itu punya efek mendinginkan yang signifikan ketika menghadap langsung ke langit, mereka tidak sama efektifnya sebagai dinding yang vertikal. Masalahnya adalah material yang baik dalam memancarkan inframerah juga baik dalam hal menyerapnya, dan permukaan dekat dinding, seperti beton, bisa meradiasikan sejumlah besar inframerah.

Solusi dari Cheng dan timnya adalah menyediakan dinding-dinding dengan kontur yang berbaris paralel ke tanah dengan pola zigzag ketika dilihat dari samping. Untuk menggambarkan dinding emisif/reflektif zigzag ini, bayangkan kumpulan tangga yang ditegakkan dari sudut 45 menjadi 90 derajat.

Penting sekali, zigzag yang menghadap ke atas mempunyai permukaan yang memancarkan banyak panas ke atmosfer. Sedangkan yang menghadap bawah mempunyai permukaan yang lebih bersifat memantulkan panas dan inframerah ketimbang menyerapnya. 

Penelitian perfoma pendinginan suhu udara oleh dinding emisif/reflektif zigzag. (Journal Nexus, The Hong Kong Polytechnic University).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk menguji pemikiran itu, Cheng dkk membangun sebuah model bangunan setinggi satu meter dengan dua macam permukaan dinding, zigzag dan rata. Ketika diletakkan di luar ruang di New Jersey saat musim panas, bangunan dengan dinding yang permukaannya zigzag terukur 2 derajat lebih dingin secara rata-rata selama 24 jam dibandingkan yang dinding rata. Perbedaan bahkan bisa sampai 3 derajat lebih dingin antara pukul 13 dan 14. 

"Ada banyak material murah tersedia dengan sifat-sifat yang dibutuhkan," kata Cheng. 

Bangunan atau gedung-gedung yang ada, menurutnya, bisa disesuaikan (retrofit) dengan menambahkan panel-panel zigzag yang paralel di atas. Efek pendinginan interiornya memang akan bervariasi bergantung pada faktor-faktor lain seperti ukuran jendela yang ada. "Tapi, dari simulasi, efeknya bisa sampai 2 derajat, mengurangi kebutuhan energi untuk pendinginan sampai seperempatnya."

Dinding zigzag, Cheng dan timnya menambahkan, hanya akan cocok untuk mendinginkan ruangan untuk iklim yang lebih panas. Pada musim dingin di area yang lebih dingin, dinding zigzag malah akan meningkatkan kebutuhan energi untuk pemanasan. 

Tapi, Cheng dan koleganya telah pula mengusulkan sebuah desain 'sirip-sirip' menggantung yang bisa dikembangkan saat musim dingin untuk meningkatkan penyerapan panas dan menurunkannya saat musim panas. 

Laporan penelitian tentang dinding yang mendinginkan bangunan atau gedung ini telah dipublikasi Jurnal Nexus daring 9 Agustus 2024.

NEW SCIENTIST, CELL

Pilihan Editor: Prediksi Cuaca Sepekan ke Depan, Potensi Hujan Lebat Disebut BMKG Masih di Indonesia Tengah dan Timur

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BMKG Prediksi Pulau Jawa Cerah dan Berawan Dua Hari Ini, Suhu Naik saat Siang

2 hari lalu

Warga menggunakan payung saat aktivitas di luar ruangan menghindari terik matahari di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa 7 Mei 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa fenomena gelombang panas di sebagian wilayah Asia dalam sepekan terakhir tidak berkaitan dengan kondisi suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia. TEMPO/Subekti.
BMKG Prediksi Pulau Jawa Cerah dan Berawan Dua Hari Ini, Suhu Naik saat Siang

Cuaca cerah dan berawan masih akan terjadi di Pulau Jawa selama 2 hari ke depan.


Titik Zenit Matahari di Atas Jakarta Hari Ini, BMKG Perkirakan Suhu Maksimum 34-35 Derajat

3 hari lalu

Ilustrasi Ramalan Cuaca. fishershypnosis.com
Titik Zenit Matahari di Atas Jakarta Hari Ini, BMKG Perkirakan Suhu Maksimum 34-35 Derajat

Berikut ini prediksi cuaca dari BMKG selengkapnya pada hari ini untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya alias Jabodetabek.


IHSG Masih Lemah di Level 7.496, Analis Imbau Waspada Pelemahan Lanjutan di Senin Depan

6 hari lalu

Suasana pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2024 di Jakarta, Selasa 2 Januari 2024. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan saat pembukaan perdana perdagangan 2024. IHSG mengalami penurunan sebesar 0,14% atau 5,4 poin ke level 7.266 pada Selasa 2 Januari 2024. Indeks komposit turun ke posisi terdalam 7.245 dari level 7.272 dengan volume transaksi 1,9 triliun saham. Tempo/Tony Hartawan
IHSG Masih Lemah di Level 7.496, Analis Imbau Waspada Pelemahan Lanjutan di Senin Depan

Analis memproyeksikan IHSG akan lanjut melemah pada Senin depan.


Masalah Kesehatan yang Bisa Bikin Lesu dan Cara Mencegahnya

11 hari lalu

Ilustrasi wanita kelelahan. shutterstock.com
Masalah Kesehatan yang Bisa Bikin Lesu dan Cara Mencegahnya

Bebeapa masalah kesehatan yang bisa membuat lesu adalah anemia, diabetes, autoimun, dan penyakit jantung. Simak saran pakar untuk mencegahnya.


Tidak Sakit tapi Sering Lesu, Penyebabnya dari Stres sampai Kegemukan

13 hari lalu

Ilustrasi wanita lesu. shutterstock.com
Tidak Sakit tapi Sering Lesu, Penyebabnya dari Stres sampai Kegemukan

Banyak hal yang bisa menguras energi meski seringnya kombinasi faktor tertentu yang membuat kita merasa lesu, termasuk stres dan kegemukan.


Ekonomi Semakin Sulit dan Marak PHK, Kelas Menengah Rentan Miskin Makan dari Tabungan

13 hari lalu

Ekonom Minta Pemerintahan Prabowo Tunda Kebijakan yang Bebani Kelas Menengah
Ekonomi Semakin Sulit dan Marak PHK, Kelas Menengah Rentan Miskin Makan dari Tabungan

Kondisi perekonomian yang semakin sulit dan maraknya PHK menyebabkan banyak kelas menengah rentan miskin. Mereka bertahan hidup dari sisa tabungan.


Target Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca, Ini Peta Jalan Gedung Hijau yang Dibuat Pemerintah

13 hari lalu

Pekerja melakukan perawatan rutin pada panel surya di kantor Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jakarta Selatan, Selasa 5 Maret 2024. Indonesia menargetkan pengurangan emisi karbon sesuai Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC) sebesar 358 juta ton CO2 pada 2030 dan bebas emisi karbon di tahun 2060. Knight Frank Indonesia mencatat sepanjang 2023, luas gedung perkantoran hijau di Jakarta mencapai 1 juta meter persegi (m) atau bertambah 15% setahun. TEMPO/Tony Hartawan
Target Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca, Ini Peta Jalan Gedung Hijau yang Dibuat Pemerintah

Penurunan emisi gas rumah kaca di subsektor bangunan gedung di Tanah Air ditarget mencapai 36 juta ton CO2 hingga 2030.


Anomali Bisnis Bioenergi, Forest Watch Sebut Hutan Ditebang untuk Pembuatan Biomassa Wood Pellet

14 hari lalu

Foto udara permukiman suku Polahi yang berada di tengah hutan dan perbukitan Kecamatan Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Kamis 21 Maret 2019. Departemen Sosial di tingkat Kabupaten Gorontalo mengidentifikasi masyarakat Polahi dengan Kelompok 9, Kelompok 18, Kelompok 21, Kelompok 70, dan sebagainya, berdasarkan jumlah anggota kelompok dalam satu kampung. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin
Anomali Bisnis Bioenergi, Forest Watch Sebut Hutan Ditebang untuk Pembuatan Biomassa Wood Pellet

Pengerjaan proyek produksi wood pellet di Gorontalo ini dilakukan setelah keluarnya Izin Pemanfaatan Hutan Hak dari KLHK.


Kapal Pertamina Gas 1 yang Baru Berlabuh di Terminal Tanjung Sekong, Angkut 45.000 Metrik Ton LPG

17 hari lalu

Kapal Pertamina Gas 1 milik PT Pertamina International Shipping (PIS) ANTARA/HO-Pertamina International Shipping
Kapal Pertamina Gas 1 yang Baru Berlabuh di Terminal Tanjung Sekong, Angkut 45.000 Metrik Ton LPG

Kapal Pertamina Gas 1 (PG-1) milik PT Pertamina International Shipping telah berhasil membawa 45.000 metrik ton LPG.


Ribuan Warga Gaza Terancam Kematian pada Musim Dingin

17 hari lalu

Gaza Tersiksa Musim Dingin Setelah Israel Setop Suplai Gas
Ribuan Warga Gaza Terancam Kematian pada Musim Dingin

Otoritas Palestina memperingatkan potensi kematian ribuan orang di Jalur Gaza bagian utara akibat cuaca dingin dan kurangnnya pemanas di musim dingin