Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Transaksi Buy Now Pay Later Diperkirakan Terus Meningkat, Didorong Pertumbuhan E-Commerce

image-gnews
Ilustrasi skema buy now pay later dalam transaksi e-commerce. Dok/Avow
Ilustrasi skema buy now pay later dalam transaksi e-commerce. Dok/Avow
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Layanan "buy now pay later" (BNPL) diperkirakan terus bertumbuh seiring melonjaknya transaksi e-commerce. Hingga awal 2024, pasar BNPL global ditaksir telah mencapai US$ 30 miliar, atau senilai Rp 465 triliun. Nilainya diperkirakan akan menggelembung hampir empat kali lipat, yakni mencapai US$ 115 miliar, pada 2032.

Proyeksi tingkat pertumbuhan pasar BNPL di Indonesia diperkirakan lebih tinggi lagi. Hingga awal 2024, nilai BNPL di Indonesia ditaksir sebesar US$ 362 juta, atau senilai Rp 5,6 triliun. Namun pada 2032, angkanya diperkirakan bakal menggelembung lebih 10 kali lipat, mencapai US$ 4 miliar. 

Direktur Pengembangan Bisnis Avow untuk Asia Tenggara, Julie Huang, mengatakan ruang pertumbuhan BNPL di Indonesia amat besar. Pertama, layanan e-commerce di Indonesia meningkat pesat, namun baru 9 persen di antara pengguna layanan tersebut yang memanfaatkan skema transaksi pay later

Dalam 12 bulan terakhir, kata Julie, jutaan orang Indonesia mengadopsi skema BNPL. "Sebagian didorong oleh meningkatnya inflasi dan sebagian besar oleh fakta bahwa hampir setengah dari populasi orang dewasa tidak memiliki rekening bank," kata Julie dalam siaran pers yang dikutip Tempo pada Ahad, 1 September 2024.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam catatan Avow, perusahaan pemasaran aplikasi teknologi berbasis di Jerman, sejumlah aplikasi pembayaran telah meramaikan pasar BNPL global, seperti PayPal, Affirm, Klarna, dan Afterpay. Di Indonesia, pasar yang sama didominasi beberapa pemain, seperti Akulaku, Kredivo, Indodana, dan Atome. 

Pasar BNPL diperkirakan tidak hanya bertumbuh, tapi juga berkembang pesat di masa mendatang, terutama karena demografi konsumen milenial dan Gen Z yang diperkirakan cenderung membutuhkan opsi pembayaran yang lebih fleksibel. Oleh karena itu, menurut Julie, persaingan di antara penyedia layanan BNPL pun juga akan semakin ketat. "Diferensiasi melalui peluang iklan dan kemitraan baru menjadi sangat penting," kata Julie.  

Julie menilai pemasaran melalui perangkat seluler pabrikan alias original equipment manufacturer (OEM) bisa menjadi solusi untuk menawarkan layanan BNPL. Penyedia layanan BNPL dapat bermitra secara strategis dengan OEM untuk menarik basis pengguna lebih luas. "Kekuatan iklan OEM seluler adalah memungkinkan perusahaan menjangkau pengguna secara langsung di perangkat mereka, meningkatkan visibilitas, dan keterlibatan," kata Julie.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Teten Pastikan Aplikasi Temu asal Cina Belum Daftar Izin: Baru Urus HAKI

6 hari lalu

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki usai menerima audiensi dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Rabu, 24 Juli 2024. TEMPO/Bagus Pribadi
Teten Pastikan Aplikasi Temu asal Cina Belum Daftar Izin: Baru Urus HAKI

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki angkat bicara soal status aplikasi e-commerce asal Cina, Temu.


Mengenal Game Brawl Stars, yang Berkolaborasi dengan SpongeBob dan John Cena

7 hari lalu

Serial animasi SpongeBob Squarepants .(Instagram - @nickelodeon)
Mengenal Game Brawl Stars, yang Berkolaborasi dengan SpongeBob dan John Cena

Kolaborasi game Brawl Stars dirancang untuk memperingati ulang tahun ke-25 SpongeBob SquarePants


Profil Pinduoduo, Perusahaan Cina yang Disebut Bisa Mengancam Produk UMKM Indonesia

10 hari lalu

Pelaku lUsaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), membuat lukisan wayang secara tradisional. Dok. Bank BRI
Profil Pinduoduo, Perusahaan Cina yang Disebut Bisa Mengancam Produk UMKM Indonesia

Pinduoduo Inc. adalah perusahaan e-commerce asal Cina disebut bisa mengancam UMKM Indonesia


Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Penjual Mulai 16 September 2024

13 hari lalu

Logo Tokopedia. foto: Tokopedia
Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Penjual Mulai 16 September 2024

Tokopedia menaikkan biaya layanan penjual mulai 16 September 2024. Kebijakan ini berlaku untuk penjual kategori apa saja?


Jejak Persaingan Shopee dengan Tokopedia, Siapa Penguasa Pasar E-Commerce RI Saat Ini?

17 hari lalu

Ilustrasi e-commerce. TEMPO/Nufus Nita Hidayati
Jejak Persaingan Shopee dengan Tokopedia, Siapa Penguasa Pasar E-Commerce RI Saat Ini?

Nama Shopee tengah jadi sorotan publik. Bagaimana kinerja bisnis di e-commerce RI dan bagaimana persaingan Shopee dengan Tokopedia saat ini?


Terpopuler: Dari Jokowi Bilang Benci E-commerce Asing hingga Dugaan Kaesang Difasilitasi Bos Shopee

19 hari lalu

Presiden Joko Widodo bersama putra bungsunya, Kaesang Pangarep. Istimewa/Captured dari channel Kaesang di Youtube
Terpopuler: Dari Jokowi Bilang Benci E-commerce Asing hingga Dugaan Kaesang Difasilitasi Bos Shopee

Presiden Jokowi dulu sempat menyatakan tidak suka dengan e-commerce asing. Namun kini anaknya, Kaesang diduga mendapat fasilitas dari bos Shopee.


Dulu Jokowi Kritik E-commerce Asing, Kini Kaesang Diduga Dapat Fasilitas Jet Pribadi Bos Shopee

20 hari lalu

Foto cuplikan story IG Erina Gudono yang diduga diambil dari atas jet pribadi dan foto Kaesang bersama Erina saat berada di California, AS. Instagram
Dulu Jokowi Kritik E-commerce Asing, Kini Kaesang Diduga Dapat Fasilitas Jet Pribadi Bos Shopee

Presiden Jokowi dulu kritik e-commerce asing. Kini Kaesang diduga mendapat fasilitas jet pribadi dari bos Shopee. Ada apa?


Pemerintah Khawatirkan Masifnya Produk Impor di E-commerce

40 hari lalu

Staf Khusus Menteri KemenKopUKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Fiki Satari, Plt. Deputi Bidang UKM KemenKopUKM Temmy Setya Permana, dan Direktur Utama Smesco Indonesia Wientor Rah Mada dalam diskusi bertajuk Serbuan Barang Impor di Kantor KemenKopUKM di Kuningan, Jakarta Selatan pada Selasa, 6 Agustus 2024. TEMPO/Bagus Pribadi
Pemerintah Khawatirkan Masifnya Produk Impor di E-commerce

Kemenkop UKM menganggap adanya gejala deindustrialisasi dengan masifnya produk impor melalui pasar online, serta mengalahkan UMKM.


Presdir: Outstanding Paylater BCA Tembus Rp250 Miliar per Juni 2024

54 hari lalu

BCA Paylater. Foto: BCA
Presdir: Outstanding Paylater BCA Tembus Rp250 Miliar per Juni 2024

BCA mulanya geliat melihat bisnis ini di e-commerce atau lokapasar, perusahaan fintech memperkenalkan fitur paylater.


PT Pos Indonesia Bantah PHK Karyawan karena Robotisasi, Begini Penjelasan Lengkapnya

9 Juli 2024

Petugas menyortir paket barang yang akan dikirim melalui PT Pos Indonesia (Persero) di Kantor Pos Bandar Lampung, Lampung, Kamis 13 April 2023. Menurut petugas kantor pos setempat memasuki pekan keempat jelang Lebaran pengiriman paket pos mengalami peningkatan hinga 50 persen lebih dibandingkan hari biasa dan diprediksi terus mengalami kenaikan. ANTARA FOTO/Ardiansyah
PT Pos Indonesia Bantah PHK Karyawan karena Robotisasi, Begini Penjelasan Lengkapnya

PT Pos Indonesia angkat bicara soal isu PHK terhadap karyawan seiring dengan program robotisasi yang tengah digencarkan perseroan.