TEMPO.CO, Jakarta - Musik dikenal sebagai bahasa universal yang berbicara kepada jiwa kita. Namun apakah Anda tahu bahwa musik juga merupakan alat yang ampuh untuk meningkatkan kekuatan otak, produktivitas, dan kinerja?
Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa menyusun playlist musik yang tepat dan disesuaikan dengan suasana hati dan tugas Anda dapat menjadi modal berharga menjalani hari yang lebih produktif dan memuaskan, membantu meningkatkan fokus, kreativitas, dan kinerja kognitif secara keseluruhan.
Para peneliti dari New York University (NYU) Tandon School of Engineering menunjukkan bagaimana prinsip peningkatan kognitif melalui musik dan regulasi emosional dapat bekerja sama.
Rose Faghih, seorang profesor teknik biomedis, menjelaskan: "Mempertahankan tingkat gairah kognitif yang tepat (juga dikenal sebagai 'intensitas emosi') dapat membuat Anda menjadi lebih produktif dalam aktivitas kognitif sehari-hari."
Kesimpulan Faghih ini berasal dari studi baru yang menganalisis bagaimana berbagai jenis musik dapat mempengaruhi produktivitas. Faghih dan rekan-rekannya menemukan bahwa musik yang menarik menghasilkan kinerja tugas kognitif yang lebih tinggi pada lima dari enam peserta yang menjadi responden penelitiannya.
Studi ini mengambil inspirasi dari hukum Yerkes-Dodson, sebuah prinsip psikologis yang dikembangkan lebih dari satu abad yang lalu oleh Robert Yerkes dan John Dodson. Prinsip tersebut menyarankan bahwa tingkat gairah atau stres tertentu diperlukan untuk kinerja yang optimal, di mana terlalu sedikit akan menyebabkan kebosanan dan terlalu banyak akan menurunkan produktivitas.
Peserta dalam studi NYU diminta untuk memilih dua jenis musik: satu menenangkan, untuk mensimulasikan lingkungan gairah rendah, dan satu lagi mengasyikkan, untuk menciptakan suasana gairah tinggi. Sepanjang percobaan, data fisiologis -termasuk suhu permukaan kulit, pernapasan, dan elektrokardiogram, serta sinyal perilaku seperti ekspresi wajah- dipantau para peneliti.
Menariknya, meskipun musik yang mengasyikkan umumnya menghasilkan kinerja kognitif yang lebih baik, hasilnya juga sejalan dengan hukum Yerkes-Dodson itu. "Beberapa faktor, seperti efek pembelajaran, sifat tugas, dasar peserta, dan jenis musik yang diterapkan, dapat memengaruhi hasil," kata para peneliti seperti dilansir Earth.com.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa musik mungkin menjadi alat untuk meningkatkan kinerja kognitif dengan mengubah tingkat gairah secara tepat. Penelitian terbaru ini merupakan kelanjutan dari penelitian ilmu saraf sebelumnya yang mengeksplorasi dampak musik terhadap emosi dan kinerja tugas.
Sebelumnya, pada 2020, ahli saraf yang menggunakan pencitraan resonansi magnetik menemukan bahwa "musik yang membahagiakan dan membangkitkan gairah" berkorelasi dengan waktu respons yang lebih cepat dan peningkatan aktivitas otak di area tertentu. Penelitian tahun 2010 juga mengungkapkan bahwa mendengarkan Mozart meningkatkan kecepatan dan ketepatan tugas kognitif di kalangan mahasiswa.
Dari studi NYU ini, tulis Erarth.com, jika Anda merasa ada bagian dari pekerjaan Anda yang monoton, pertimbangkan untuk membuat playlist yang dimulai dengan lagu-lagu yang menenangkan dan secara bertahap beralih ke lagu yang lebih menstimulasi.
Pendekatan ini memungkinkan Anda bergerak di sepanjang kurva Yerkes-Dodson, mengoptimalkan tingkat gairah dan akibatnya bisa berpengaruh terhadap produktivitas Anda. "Ada kemungkinan untuk meningkatkan kinerja kognitif dan menggeser gairah seseorang baik dari sisi kiri atau kanan dengan menggunakan musik," tulis para peneliti dalam studi ini.
Untuk memaksimalkan produktivitas Anda melalui musik, pertimbangkan untuk membuat playlist yang selaras dengan tugas sehari-hari. Mulailah dengan lagu-lagu yang menenangkan untuk memudahkan Anda fokus, diikuti dengan lagu-lagu berenergi tinggi selama jam sibuk kerja. Saat Anda bersantai, kembalilah ke lagu yang menenangkan untuk menjaga keseimbangan.
Pilihan Editor: Menteri KLHK: Aturan Ketat Perdagangan Karbon untuk Cegah Praktik Greenwashing