TEMPO.CO, Jakarta - Pada sepekan terakhir, hujan dengan intensitas tinggi tercatat di Stasiun Meteorologi Domine Eduard Osok, Sorong, Papua Barat, dan Stasiun Mozez Kilangin, Mimika, Papua Tengah. Rinciannya, 151 mm/hari atau tergolong hujan ekstrem di Stasiun Meteorologi Domine Eduard Osok pada 26 Agustus 2024.
Lalu, hujan sangat lebat 104 mm/hari di Stasiun Mozez Kilangin pada 28 Agustus 2024. Keesokan harinya, pada 29 Agustus, Stasiun Meteorologi Domine Eduard Osok kembali mencatat hujan sangat lebat 138 mm/hari.
Untuk seminggu ke depan, BMKG memperkirakan Papua Barat dan Papua Tengah masih akan berpotensi mendapat guyuran hujan lebat-sedang. Hujan bahkan dapat disertai petir dan angin kencang.
Tak hanya Papua Barat dan Tengah, tapi semua wilayah di Papua, Maluku, dan Sulawesi mendapat peringatan dini yang sama. Wilayah lainnya adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
Dinamika Atmosfer
BMKG memaparkan itu dalam prospek cuaca mingguan periode 3-9 September 2024. Disebutkan di dalamnya kondisi dinamika atmosfer terkini antara lain fenomena gelombang atmosfer dari Samudera Hindia, yakni Madden-Julian Oscillation yang diprediksi aktif di wilayah Maritime Continent (fase 4) menuju (fase 5) di wilayah Indonesia.
Disampaikan juga aktivitas gelombang ekuator Kelvin terprediksi aktif di wilayah Sumatera bagian utara, NTT, Kalimantan bagian utara, Sulawesi bagian utara, dan Papua bagian selatan. Selain itu, gelombang atmosfer Rossby diprediksi aktif di wilayah Aceh, Sulawesi bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, NTB, sebagian Maluku, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Di luar itu masih ada faktor konvergensi, konfluensi, dan faktor labilitas lokal yang kuat di sejumlah wilayah yang mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.
Adapun Siklon Tropis Yagi di Laut Filipina terpantau bergerak semakin menjauhi wilayah Indonesia. "Siklon Tropis Yagi tidak memberikan dampak terhadap cuaca maupun gelombang di wilayah," bunyi keterangan BMKG pada Selasa pagi.
Pilihan Editor: Blue Origin Antar Mahasiswi Ini Jadi Perempuan Termuda Lewati Garis Karman