TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno dimulai dari topik tentang gempa bermagnitudo 5,5 di Kabupaten Berau, Kalimantan Barat, yang tercatat pada pukul 20.08 WIB, Ahad malam, 15 September 2024, diikuti 18 kali lindu susulan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat rentetan lindu sejak 20.08 WIB kemarin hingga Senin pagi pukul 07.00 WIB tadi, 16 September 2024.
Berita populer selanjutnya tentang chipset Tensor G4 dari Google dalam seri Pixel 9 tidak memberikan performa terbaik diharapkan dari ponsel flagship rilisan 2024. Hasil benchmark baru mengungkap bahwa performa Tensor G4 bahkan kalah dari Snapdragon 8 Gen 1, chipset keluaran 2021.
Selain itu, fenomena Supermoon pada Rabu, 18 September 2024 nanti, berpotensi menimbulkan banjir rob di pesisir Indonesia. Profesor riset astronomi dan astrofisika dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, mengatakan bulan akan berada di jarak terdekat dari bumi, atau biasa disebut dengan perigee. Saat Supermoon, pasang maksimum akan bertambah.
1. 18 Gempa Beruntun di Berau Kaltim, BMKG: Mirip Insiden pada 1921
Gempa bermagnitudo 5,5 di Kabupaten Berau, Kalimantan Barat, yang tercatat pada pukul 20.08 WIB, Ahad malam, 15 September 2024, diikuti 18 kali lindu susulan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat rentetan lindu sejak 20.08 WIB kemarin hingga Senin pagi pukul 07.00 WIB tadi, 16 September 2024.
“Semoga kondisi segera stabil dan aman kembali,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, melalui keterangan tertulis, Senin siang.
Lindu berkekuatan M5,5--diperbarui dari info awal M5,6 tersebut berpusat di darat, sekitar 145 kilometer sebelah tenggara Berau. Gempa bumi ini berasal dari kedalaman 11 kilometer. Episentrum pusatnya ada di wilayah Batu Putih, Berau.
Menurut Daryono, gempa Berau yang juga menjalar hingga Mangkalihat itu mengingatkan timnya pada lindu besar pada 1921 silam. Pada 14 Mei 1921, wilayah yang sama digetarkan gempa yang skala guncangannya mencapai VII MMI atau ketegori kerusakan berat.
2. Performa Tensor G4 Milik Google Lebih Rendah dari Chipset Keluaran 2021 dalam Hasil Benchmark
Chipset Tensor G4 dari Google dalam seri Pixel 9 tidak memberikan performa terbaik diharapkan dari ponsel flagship rilisan 2024. Hasil benchmark baru mengungkap bahwa performa Tensor G4 bahkan kalah dari Snapdragon 8 Gen 1, chipset keluaran 2021.
Dikutip dari Gizmochina, pengulas independen Golden Reviewer membandingkan Tensor G4 dengan sejumlah chipset flagship dalam pengujian 3DMark Wild Life Extreme. Hasilnya menunjukkan Tensor G4 mengungguli pendahulunya, Tensor G3, dengan selisih lebih dari 7 persen. Meskipun menunjukkan beberapa peningkatan, ini merupakan lompatan yang relatif kecil.
Yang lebih mengkhawatirkan bagi sebagian pengguna adalah ketidakmampuan Tensor G4 untuk melampaui Snapdragon 8 Gen 1, chipset yang dirilis pada 2021. Faktanya, Snapdragon 8 Gen 1 unggul tipis sekitar 2 persen dalam benchmark. Kesenjangan terhadap tiga chip lama ini menunjukkan Google jelas tertinggal dari SoC lain dalam hal kinerja.
Ketimpangan tersebut bahkan lebih mencolok jika dibandingkan dengan Snapdragon 8 Gen 3 generasi saat ini. Produk Qualcomm terbaru ini memiliki skor 100 persen lebih tinggi daripada Tensor G4 dalam tolok ukur yang sama.
3. Waspada Banjir Rob Supermoon 18 September, Ada Potensi Gerhana Parsial
Fenomena Supermoon pada Rabu, 18 September 2024 nanti, berpotensi menimbulkan banjir rob di pesisir Indonesia. Profesor riset astronomi dan astrofisika dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, mengatakan bulan akan berada di jarak terdekat dari bumi, atau biasa disebut dengan perigee. Saat Supermoon, pasang maksimum akan bertambah.
“Lebih tinggi dibandingkan dengan purnama biasa karena jarak bulannya yang lebih dekat ke bumi,” ujarnya kepada Tempo, Senin, 16 September 2024.
Pada 12 September lalu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga sempat menyinggung soal potensi banjir rob pada 17-23 September 2024. Peluang banjir pesisir itu terdeteksi di pesisir Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan pesisir Kalimantan Timur.
Menurut Thomas, tampilan Supermoon di luar negeri akan dibayangi gerhana bulan sebagian atau parsial. Gerhana tersebut tak terlihat di Indonesia, hanya di Amerika dan Afrika. Kemunculan gerhana saat Supermoon tergantung posisi atau konfigirasi antara bulan dan matahari. Gerhana bulan sebagian itu bisa disaksikan di Amerika, Eropa, Afrika, sebagian wilayah Asia selatan, Lautan Pasifik, Lautan Atlantik, Arktik, dan Antartika.
Pilihan Editor: Cara Mudah Menghilangkan Notifikasi Google Chrome di HP dan Laptop