Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Serba Serbi XEC, Varian Covid Turunan Omicron yang Diprediksi Bakal Mendominasi Dunia

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock
Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Varian terbaru Covid, Covid XEC, yang pertama kali mencuat di Berlin, Jerman, pada akhir Juni, telah tersebar di Eropa dan Amerika. Para ahli menyebut XEC akan mendominasi dunia, mengingat pendahulunya, yaitu varian Omicron, memiliki tingkat penularan yang cukup tinggi. 

Turunan dari varian Omicron ini merupakan kombinasi atau model hybrid dari varian KS.1.1 dan KP.3.3. Mengetahui hal tersebut, Wakil Presiden Scripps Research, Eric Topol berspekulasi bahwa ke depannya XEC akan menjadi varian dominan berikutnya. “Tampaknya yang paling mungkin menyebar selanjutnya," cuitan Eric melalui media sosial X miliknya. 

Mengutip situs Times of India yang membahas lebih lanjut soal kombinasi strain pembentuk varian XEC, yaitu KS.1.1, dengan kandungan treonin menjadikan strain satu ini mudah untuk menempel pada sel manusia. Strain satunya yang sebelumnya telah menyebabkan lonjakan Covid di 80 negara, KP.3.3, memuat asam glutamat, membuatnya lebih efisien untuk menempel pada sel manusia. Oleh sebab itu tidak heran apabila Eric Topol berspekulasi demikian. 

500 sampel dari 27 negara, meliputi Polandia, Norwegia, Luksemburg, Ukraina, Portugal, hingga Cina terdeteksi mengandung XEC. Bahkan analis data Covid, Mike Honey menemukan bahwa XEC menunjukkan pertumbuhan pesat di Denmark dan Jerman, seperti yang dimuat pada situs web Firstpost. XEC menampilkan dominasinya di Slovenia, lantaran 10 persen dari kasus Covid-19 di negara yang dulunya bagian dari Yugoslavia itu disebabkan oleh varian ini.

Laporan yang dimuat pada situs The Conversation menyebut, per 18 September, Amerika memegang rekor sebagai negara dengan jumlah kasus XEC terbanyak, yaitu 118, diikuti Jerman sebanyak 92 kasus, Inggris dengan 82 kasus, Kanada terdeteksi mencapai perolehan 77 kasus, dan Denmark mencatatkan torehan 61 kasus.

Daftar jumlah kasus tersebut bisa lebih tinggi di negara yang tidak secara rutin melakukan pengurutan sampel Covid. KP.3.1.1 saat ini jadi varian dominan di Eropa dan Amerika Utara, sedangkan KP.3.3 berkuasa di Asia. 

Meskipun pertama kali terdeteksi di Jerman, Amerika saat ini memimpin jumlah kasus dengan paparan XEC terbanyak, yang tersebar di beberapa wilayah negara bagian, seperti South Dakota, Washington, Maryland, dan California pada awal September.

Soal gejala apa yang akan dialami oleh seseorang terinfeksi virus varian XEC, Profesor dan Kepala Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Biomedis Universitas Buffalo, Thomas Russo, dan Profesor Kedokteran untuk Divisi Penyakit Infeksi Pusat Medis Universitas Vanderbilt, William Schaffner, sepakat bahwa tidak ada gejala unik sebagai pembeda apabila seseorang terinfeksi varian XEC atau varian Covid lainnya, mengutip situs web Health

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seseorang yang terpapar XEC bisa saja mengalami gejala Covid pada umumnya, seperti demam atau tubuh menggigil, hidung tersumbat, hidung berair, batuk-batuk, kehilangan fungsi indra rasa atau bau, sesak pada pernapasan, nyeri tubuh, sakit pada tenggorokan, merasa kelelahan, mual, muntah, sakit kepala, hingga diare. "Gejalanya mirip dengan varian Covid sebelumnya,” ungkap Konsultan Kedokteran Umum CK Birla Hospital Gurugram, Dr. Tushar Tayal, yang dimuat pada laman Times of India

Perihal penanganan serta pengendalian akan varian baru penyebab Covid tersebut, Konsultan Penyakit Menular di Fortis Memorial Research Institute, Dr. Neha Rastogi, mengatakan bahwa vaksinasi dengan vaksin yang saat ini tersedia untuk penanganan varian Omicron diharapkan tetap efektif melawan varian XEC karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara keduanya.

Selaras dengan itu, Kepala Regional Penyakit Menular untuk Kaiser Permanente Southern California, Dr. Elizabeth Hudson, menambahkan, “Ada sedikit tumpang tindih, karena semua ini adalah keturunan dari Omicron asli. Jadi, masih akan ada tingkat perlindungan di sana."

Varian dengan model hibrida atau rekombinan seperti yang terjadi saat ini pada XEC sendiri bukanlah hal baru, karena pada tahun 2023, kasus Covid didominasi oleh varian rekombinan yang dikenal dengan nama XBB, menurut laporan dari situs The Conversation

BAYU MENTARI

Pilihan Editor: BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah 23-25 September 2024

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WHO Sebut Cacar Monyet bukan Covid Baru, Tak Perlu Vaksinasi Massal

33 hari lalu

Cacar monyet. WHO
WHO Sebut Cacar Monyet bukan Covid Baru, Tak Perlu Vaksinasi Massal

WHO menyatakan cacar monyet bukan lah COVID baru meskipun menyebutnya sebagai darurat kesehatan yang perlu menjadi perhatian internasional


Virus Covid-19 Varian JN.1 Menyebar Cepat Hanya Karena Mutasi Satu Gen

41 hari lalu

Orang-orang mengantri di pusat vaksinasi komunitas, menjelang pembukaan kembali perbatasan  dengan Cina, selama pandemi penyakit virus COVID-19 di Hong Kong, 4 Januari 2023. REUTERS/Tyrone Siu
Virus Covid-19 Varian JN.1 Menyebar Cepat Hanya Karena Mutasi Satu Gen

Mutasi satu gen diduga berada di balik penyebaran cepat varian virus Covid-19 JN.1 di dunia tahun lalu, termasuk di Indonesia.


Kasus Varian KP Covid-19 Meningkat di Singapura, Epidemiolog Sarankan Ini ke Warga Indonesia

27 Mei 2024

ilustrasi - Dokter memegang botol ampul kaca mengandung sel molekul virus corona Covid-19 asal Inggris yang telah mengalami mutasi RNA menjadi varian baru. (ANTARA/Shutterstock/pri.)
Kasus Varian KP Covid-19 Meningkat di Singapura, Epidemiolog Sarankan Ini ke Warga Indonesia

Varian KP.1 dan KP.2 belum terdeteksi di Indonesia, namun masyarakat diimbau agar tidak lengah dan tetap menjaga imun.


Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura karena Subvarian KP.1 dan KP.2, Jumlah Pasien Sepekan Naik 2 Kali Lipat

25 Mei 2024

Orang-orang berbelanja bahan makanan di supermarket menjelang pemberlakuan lockdown di Singapura, Jumat, 14 Mei 2021. Singapura akan kembali melakukan pembatasa pembatasan pertemuan sosial dan kegiatan publik menyusul meningkatnya kasus Covid-19 di negara tersebut. REUTERS/Caroline Chia
Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura karena Subvarian KP.1 dan KP.2, Jumlah Pasien Sepekan Naik 2 Kali Lipat

Kasus Covid-19 melonjak di Singapura kasus infeksi akibat varian KP.1 dan KP.2 bagian dari keluarga varian FLiRT yang juga merebak di AS.


4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

6 Maret 2024

Ilustrasi swab test atau tes usap Covid-19. REUTERS
4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.


Restrukturisasi Covid Berakhir Maret Ini, Pengamat: Perbankan Perlu Cadangan Lebih Tinggi

3 Maret 2024

Suasana pelayanan perbankan Bank BNI Cabang Mega Kuningan, Jakarta, Selasa 27 Februari 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bank umum telah meraup laba Rp243,32 triliun sepanjang 2023, tumbuh 20,56% secara tahunan (year on year/yoy) ditopang kinerja moncer bank jumbo. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia, kinerja laba industri perbankan di Indonesia terdorong oleh raupan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang mencapai Rp529,66 triliun pada 2023, naik 8,57% yoy di tengah tantangan tren suku bunga acuan tinggi. TEMPO/Tony Hartawan
Restrukturisasi Covid Berakhir Maret Ini, Pengamat: Perbankan Perlu Cadangan Lebih Tinggi

Kebijakan restrukturisasi akibat Covid-19 akan segera berakhir pada Maret 2024. Perbankan perlu siapkan cadangan lebih besar.


Pemogokan Pekerja Berakhir, Menara Eiffel Dibuka Kembali untuk Wisatawan

25 Februari 2024

Sebuah tanda bertuliskan
Pemogokan Pekerja Berakhir, Menara Eiffel Dibuka Kembali untuk Wisatawan

Menara Eiffel di ibu kota Prancis, Paris, yang telah ditutup selama lima hari karena pemogokan pekerja, akan dibuka kembali pada Minggu 25 Februari.


Menurut Survey Wisatawan Paling Kesal dengan Hal Ini Selama Perjalanan

6 Februari 2024

Ilustrasi penumpang pesawat terbang. Unsplash.com/Mohammad Arrahmanur
Menurut Survey Wisatawan Paling Kesal dengan Hal Ini Selama Perjalanan

Going merilis State of Travel 2024 yang berisi tren perjalanan 2024 termasuk perilaku mengesalkan yang dikeluhkan wisatawan


Kerugian Indofarma Bisa Berdampak ke Bio Farma, Pengamat Ini Dorong untuk Tarik Investor Strategis

1 Februari 2024

Serikat Pekerja Indofarma menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rabu, 31 Januari 2024. Mereka menuntut Menteri BUMN Erick Thohir menyelamatkan Indofarma Group yang merugi sekaligus memberikan hak-hak para karyawan. TEMPO/Riri Rahayu.
Kerugian Indofarma Bisa Berdampak ke Bio Farma, Pengamat Ini Dorong untuk Tarik Investor Strategis

Pengamat BUMN dari UI, Toto Pranoto, mengatakan kondisi PT Indofarma yang merugi bisa berdampak pada kinerja induk perusahaannya, yaitu Bio Farma.


Jokowi Cerita Alasan Genjot Program Sertifikat Tanah: Agar Tak Ada Lagi Namanya Sengketa-sengketa..

23 Januari 2024

Presiden Joko Widodo memperlihatkan sertifikat ketika memberikan sambutan saat penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat di Pengasih, Kulonprogo, DI Yogyakarta, Jumat 30 Januari 2020. Presiden menyerahkan 2.000 sertifikat tanah untuk masyarakat yang berasal dari seluruh DI Yogyakarta. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Jokowi Cerita Alasan Genjot Program Sertifikat Tanah: Agar Tak Ada Lagi Namanya Sengketa-sengketa..

Presiden Jokowi menceritakan alasan pemerintahannya menggenjot program pembagian sertifikat tanah.