Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Virus Covid-19 Varian JN.1 Menyebar Cepat Hanya Karena Mutasi Satu Gen

image-gnews
Orang-orang mengantri di pusat vaksinasi komunitas, menjelang pembukaan kembali perbatasan  dengan Cina, selama pandemi penyakit virus COVID-19 di Hong Kong, 4 Januari 2023. REUTERS/Tyrone Siu
Orang-orang mengantri di pusat vaksinasi komunitas, menjelang pembukaan kembali perbatasan dengan Cina, selama pandemi penyakit virus COVID-19 di Hong Kong, 4 Januari 2023. REUTERS/Tyrone Siu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mutasi satu gen diduga berada di balik penyebaran cepat varian virus Covid-19 JN.1 di dunia tahun lalu, termasuk di Indonesia. Temuan itu lagi-lagi menunjukkan betapa cepatnya kemampuan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, beradaptasi.

"Hanya satu mutasi gen sudah membuat JN.1 mampu mengelak dari respons antibodi, dan itulah kenapa dia mampu menyebar ke seluruh dunia," kata Emanuele Andreano dari Monoclonal Antibody Discovery Laboratory, Toscana Life Sciences Foundation di Italia.

JN.1, subvarian dari Omicron, pertama kali teridentifikasi di Luksemburg pada Agustus 2023. Pada akhir Januari lalu, subvarian itu diketahui telah menguasai 88 persen, 85 persen, dan 77 persen dari jumlah infeksi yang tercatat di Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Australia. 

Padahal pendahulunya, varian dari mana dia berasal, yakni BA.2.86, tak pernah terhitung lebih dari lima persen dalam catatan infeksi global.

Dengan JN.1 dan turunannya yang masih menjadi varian Covid-19 paling banyak dilaporkan di dunia, Andreano dan kawan-kawannya ingin mencari tahu bagaimana virus itu bisa sangat berbeda dari varian sebelumnya. 

Hasil pengurutan gen sebelumnya menunjuk ke sebuah mutasi tambahan yang dimiliki JN.1 dibandingkan dengan BA.2.86. Satu mutasi tambahan itu ada dalam protein paku, bagian dari virus yang digunakan untuk menginfeksi sel.

Untuk mempelajarinya lebih jauh, Andreano dan timnya menganalisis 899 antibodi dari sampel darah milik 14 orang. Para responden ini seluruhnya telah menerima 2-3 dosis Vaksin Covid-19 jenis mRNA dan terkonfirmasi pula pernah terinfeksi Covid-19.

Para peneliti menambahkan setiap dari antibodi itu, bersama SARS-CoV-2 varian BA.2.86, ke cawan berisi sel-sel monyet. Hasilnya, sel dalam 66 cawan di antaranya tetap aman. Dugaannya, antibodi yang ditambahkan itu mampu mencegah BA.2.86 menginfeksi sel-sel itu.

Ketika tim peneliti mengulangi eksperimen itu dengan JN.1, hanya 23 antibodi yang bisa mencegah infeksi.  

Lalu, para peneliti menggunakan sebuah simulasi komputer untuk menguji bagaimana mutasi protein paku JN.1 berperan membantu virus itu mengatasi cegatan antibodi dan tetap bisa menginfeksi sel. Para peneliti menemukan mutasi asam amino yang sebelumnya memiliki untaian panjang (leusin) menjadi lebih pendek atau serin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Serin itulah yang, kalau tidak melemahkan, sepenuhnya memblokade antibodi sehingga tidak berinteraksi dengan protein paku.

Hanya sedikit antibodi yang mampu mencegah infeksi JN.1 ke sel monyet. Mereka diketahui milik lima dari 14 donor sampel darah. 

Menurut Andreano, kelimanya adalah individu dengan imunitas 'super-hibrida'. Imunitas itu terbentuk setelah menerima tiga dosis vaksin mRNA, sekali terinfeksi SARS-CoV-2 orisinal asal Wuhan, dan terinfeksi lagi oleh Covid-19 varian Omicron.

"Antibodinya mungkin mengikat bagian lain dari protein paku, jauh dari lokasi mutasi leusin menjadi serin, dan karenanya mencegah infeksi JN.1," tutur doktor yang menekuni bioteknologi dan imunobiologi itu.

Adreano menyebut hasil studi menunjukkan bagaimana sebuah mutasi telah memberi kemampuan kunci bagi JN.1 untuk menembus kekebalan tubuh seseorang. Meski begitu, Andreano juga mengatakan kalau tidak ada dampak atau gejala infeksi yang lebih parah atau berat daripada yang sudah diketahui disebabkan oleh varian Covid-19 sebelumnya.

Yang terakhir itu kemungkinan karena ada banyak taji lain dari sistem imun tubuh, seperti sel T, yang bekerja menghentikan virus menyebabkan infeksi parah, bahkan jika mereka tidak dapat mencegah infeksi itu. "Secara kolektif, imunitas orang-orang mempertahankan kekuatan," kata Jonathan Ball, profesor virologi molekuler di Liverpool School of Tropical Medicine, Inggris.

Antibodi-antibodi yang dikumpulkan para peneliti mirip dengan yang sebelumnya ditemukan di tengah masyarakat global. "Tapi studi ini masih relatif kecil dan harus direplikasi dalam kelompok-kelompok yang lebih besar," kata Dalan Bailey, peneliti biologi molekuler dari virus RNA di The Pirbright Institute, Inggris.

NEW SCIENTIST

Pilihan Editor: Prediksi Cuaca Bodetabek, BMKG Sebut Suhu di Cikarang Sampai 35 Derajat dan Ada Udara Kabur di Serpong  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BPS Beberkan Dampak Penduduk Kelas Menengah Turun Kelas: Perekonomian Kurang Resilien

6 hari lalu

Ilustrasi belanja / masyarakat kelas menengah. ANTARA/Puspa Perwitasari
BPS Beberkan Dampak Penduduk Kelas Menengah Turun Kelas: Perekonomian Kurang Resilien

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti membeberkan dampak proporsi jumlah penduduk kelas menengah yang turun kelas.


Usut Korupsi Bansos Presiden di Masa Pandemi Covid-19, KPK Periksa Mantan Kepala Biro Kemensos

7 hari lalu

Warga menerima bantuan pangan beras cadangan pangan pemerintah kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) oleh Presiden Joko Widodo di Gudang Bulog, Cibitung, Jawa Barat, Jumat 16 Februari 2024. Presiden Jokowi menepis anggapan bahwa kenaikan harga beras dipicu pemberian bantuan pangan dari pemerintah.  TEMPO/Subekti.
Usut Korupsi Bansos Presiden di Masa Pandemi Covid-19, KPK Periksa Mantan Kepala Biro Kemensos

KPK terus memeriksa sejumlah pihak yang terlibat dalam pengadaan Bansos Presiden di masa pandemi Covid-19. Kerugian negara sementara Rp 125 Miliar.


BPS: 9,48 Juta Penduduk Kelas Menengah Turun ke Ambang Rentan Miskin

9 hari lalu

 Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti. TEMPO/Aisha Shaidra
BPS: 9,48 Juta Penduduk Kelas Menengah Turun ke Ambang Rentan Miskin

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar mengatakan ada 9,48 juta penduduk kelas menengah yang turun kelas ke ambang rentan miskin.


Prabowo Ungkap Peran Jokowi Ketika Pandemi Covid-19

10 hari lalu

Presiden terpilih dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat tiba dalam penutupan Kongres III Partai NasDem di JCC, Jakarta, Selasa, 27 Agustus 2024. Kongres III Partai NasDem kembali menetapkan Surya Paloh sebagai Ketua Umum untuk periode 2024-2029. TEMPO/M Taufan Rengganis
Prabowo Ungkap Peran Jokowi Ketika Pandemi Covid-19

Presiden terpilih Prabowo Subianto membela Presiden Jokowi yang kebijakan dan kinerjanya kerap mendapatkan kritikan.


Mark Zuckerberg Menuduh Biden Sensor Konten Covid-19, Apa Maksudnya?

11 hari lalu

Mark Zuckerberg. Instagram
Mark Zuckerberg Menuduh Biden Sensor Konten Covid-19, Apa Maksudnya?

Mark Zuckerberg mengatakan ia menyesal telah tunduk pada tekanan pemerintah dalam kesaksian di tengah-tengah kampanye pilpres yang memanas.


Kabar Baik untuk Karyawan Australia: Kini Berhak Abaikan Email dan Telepon Kantor Setelah Jam Kerja

12 hari lalu

Ilustrasi orang menggunakan smartphone atau handphone. pexels
Kabar Baik untuk Karyawan Australia: Kini Berhak Abaikan Email dan Telepon Kantor Setelah Jam Kerja

Karyawan di Australia, dalam banyak kasus, tidak dapat dihukum karena menolak membaca atau menanggapi kontak dari majikan mereka di luar jam kerja.


Menlu Retno Marsudi Temui Wang Yi di Beijing, Bahas Pengembangan Vaksin Hingga Herbal

16 hari lalu

Menlu Retno Marsudi Temui Wang Yi di Beijing, Bahas Pengembangan Vaksin Hingga Herbal

Menlu Retno Marsudi akan bertemu dengan Menlu Cina Wang Yi dalam pertemuan di Beijing mulai Kamis 22 Agustus 2024


Beda dengan COVID-19, WHO Sarankan Vaksinasi Terarah untuk Cacar Monyet Mpox

17 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terlihat di dekat kantor pusatnya di Jenewa, Swiss, 2 Februari 2023. REUTERS/Denis Balibouse/File foto
Beda dengan COVID-19, WHO Sarankan Vaksinasi Terarah untuk Cacar Monyet Mpox

WHO merekomendasikan "vaksinasi terarah" dalam upaya melawan cacar monyet atau mpox, alih-alih vaksinasi massal


WHO Sebut Cacar Monyet bukan Covid Baru, Tak Perlu Vaksinasi Massal

17 hari lalu

Cacar monyet. WHO
WHO Sebut Cacar Monyet bukan Covid Baru, Tak Perlu Vaksinasi Massal

WHO menyatakan cacar monyet bukan lah COVID baru meskipun menyebutnya sebagai darurat kesehatan yang perlu menjadi perhatian internasional


WHO Pastikan Cacar Monyet Bukan Bentuk Baru Covid-19

17 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
WHO Pastikan Cacar Monyet Bukan Bentuk Baru Covid-19

Belum ada bukti kalau cacar monyet bisa menular dengan sangat mudah lewat udara seperti Covid-19