Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

COP16 Biodiversitas: Target Daerah Konservasi 30x30 Masih Seret

image-gnews
Aktivis lingkungan melakukan aksi Global Climate Strike di hutan kota Kampung Cibarani, Bandung, Jawa Barat, 15 September 2023. Aksi ini merupakan sebuah gerakan global yang mengajak seluruh masyarakat, terutama anak-anak muda, untuk menyuarakan tuntutan pada pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar agar lebih serius dalam mengatasi krisis iklim akibat industrialisasi yang membabat hutan-hutan tropis di Indonesia dan di tempat lain. Suhu global saat ini lebih tinggi 1,5 derajat celsius sebelum masa industrialisasi secara masif. TEMPO/Prima Mulia
Aktivis lingkungan melakukan aksi Global Climate Strike di hutan kota Kampung Cibarani, Bandung, Jawa Barat, 15 September 2023. Aksi ini merupakan sebuah gerakan global yang mengajak seluruh masyarakat, terutama anak-anak muda, untuk menyuarakan tuntutan pada pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar agar lebih serius dalam mengatasi krisis iklim akibat industrialisasi yang membabat hutan-hutan tropis di Indonesia dan di tempat lain. Suhu global saat ini lebih tinggi 1,5 derajat celsius sebelum masa industrialisasi secara masif. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Luas wilayah konservasi di darat dan laut tumbuh kurang dari 0,5 persen saja sejak 2020. Pertumbuhan itu membuat target menjaga keanekaragaman hayati dengan memproteksi 30 persen Planet Bumi per 2030 terlalu berat.

"Beberapa progres memang sudah dibuat dalam empat tahun terakhir, tapi tidak cukup membuat kita beranjak jauh atau cepat," kata Inger Andersen, Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB (UNEP), dalam sebuah pernyataan tertulis untuk media pada akhir Oktober.

Pada 2022 lalu, dalam agenda konferensi para pihak atau COP15 Konvensi PBB tentang Biodiversitas, negara-negara di dunia setuju untuk menghentikan laju hilangnya biodiversitas. Mereka berjanji membuatkan perlindungan resmi untuk 30 persen daratan dan perairan daratan dan 30 persen lautan pada akhir dekade ini.

Angka '30 by 30' itu sejatinya adalah perlindungan minimal yang dibutuhkan untuk menghindari kepunahan dalam ekosistem di dunia. Angka kebutuhan sesungguhnya adalah melipatgandakan luas wilayah daratan yang harus dilindungi dan melipattigakan target kawasan konservasi di laut tersebut.

Bersamaan dengan agenda COP16 Kolombia yang berlangsung 21 Oktober - 1 November, sebuah data terbaru mempertegas kalau dunia terseok di belakang target '30 by 30' tersebut. UNEP dan International Union for Conservation of Nature menghitung, saat ini baru sebanyak 17,6 persen daratan dan perairan di daratan serta 8,4 persen lautan yang sudah berstatus sebagai kawasan konservasi.

Kekurangan 13 persen luasan konservasi di daratan setara gabungan luas negara Brasil dan Australia. Sedang 12 persen yang masih dibutuhkan di laut setara luas Samudera Hindia. 

Ada banyak isu selain total kebutuhan luas kawasan konservasi. Misalnya, sepertiga dari wilayah di Bumi yang justru paling penting biodiversitasnya dijaga malah tak memiliki perlidungan yang formal. Lalu, beberapa tipe ekosistem tak masuk dalam daftar wilayah yang sudah berstatus dilindungi. Tipe ekosistem itu terutama laut dalam. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Isu lainnya adalah bahwa sedikit saja wilayah yang sudah terproteksi terkoneksi satu sama lain, dan hanya sedikit di antaranya yang sudah dikaji apakah perlindungan berfungsi dengan baik.

"Ini semua menyajikan secara telanjang realitas dari global yang tak bergerak. Untuk memperbaikinya, pemerintahan negara-negara perlu memperlakukan krisis biodiversitas sebagai kedaruratan seperti yang memang seharusnya," kata Brian O'Donnell dari kelompok pembela lingkungan Campaign for Nature.

Laporan lain di pertemuan COP16 Kolombia telah pula menyorot kondisi mengenaskan dari keanekaragaman hayati. Sebagai contoh, kajian global pertama dari biodiversitas tumbuhan menemukan 38 persen spesies sedang terancam punah. COP16 yang baru saja berakhir diharapkan pula menghasilkan komitmen baru soal wilayah konservasi dan pendanaan untuk konservasi.  

NEW SCIENTIST

Pilihan Editor: PVMBG Catat Lonjakan Aktivitas Gempa Gunung Lamongan 1 November

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Auriga Nusantara Minta Ekspansi Nikel Dibatasi, Usulkan Penerapan No Go Zone lewat COP16 CBD

1 hari lalu

Suasana Conference of the Parties (COP) to the Convention on Biological Diversity (COP 16 CBD) di Cali, Kolombia pada 24 Oktober 2024
Auriga Nusantara Minta Ekspansi Nikel Dibatasi, Usulkan Penerapan No Go Zone lewat COP16 CBD

Tambang nikel yang masif bertambah mengancam ekosistem dan kehidupan masyarakat adat.


Greenpeace Luncurkan Seri Buku Anak tentang Krisis Iklim

4 hari lalu

Greenpeace Luncurkan Seri Buku Anak tentang Krisis Iklim

Lewat buku ini, Greenpeace ingin membuat bacaan pengantar tentang hutan, masyarakat adat, hingga pelindungan ekologi yang mudah dimengerti anak-anak.


Alasan Jalur Pendakian Gunung Ciremai Ditutup, Kapan Dibuka Kembali?

4 hari lalu

Salah seorang pendaki berada di puncak Gunung Ciremai. Foto: Instagram/@explore_ciremai
Alasan Jalur Pendakian Gunung Ciremai Ditutup, Kapan Dibuka Kembali?

Jalur pendakian Gunung Ciremai mulai ditutup pada 28 Oktober 2024 hingga belum dipastikan kapan dibuka kembali.


Masyarakat Adat Aru Tuntut Pengakuan atas Peran dalam Melindungi Alam di COP16

5 hari lalu

Pemuda Adat Bentangkan Spanduk Raksasa Seruan Selamatkan Hutan Aru di Pantai Pulau Kumareri, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku. Dok FWI
Masyarakat Adat Aru Tuntut Pengakuan atas Peran dalam Melindungi Alam di COP16

Aksi hari ini merupakan pernyataan perjuangan masyarakat adat Aru dan pemuda untuk menolak investasi yang merusak lingkungan di Aru.


Greenpeace Soroti Mandeknya Pembahasan Dana dalam Perundingan Keanekaragaman Hayati COP16

5 hari lalu

Suasana Konferensi Keanekaragaman Hayati PBB (COP16) ke-16 di Cali, Kolombia, 20 Oktober 2024. REUTERS/Juan David Duque
Greenpeace Soroti Mandeknya Pembahasan Dana dalam Perundingan Keanekaragaman Hayati COP16

Greenpeace mengatakan beberapa hari COP16 berlalu tanpa pemenuhan komitmen yang menghilangkan kesempatan untuk melindungi keanekaragaman hayati.


Studi Queer Relief Karmawibhangga di Candi Borobudur: Bukan Gambar Bertapa Biasa

6 hari lalu

Panel 105 Karmawibhangga. Dok. eTropic diambil dari Koran Tempo
Studi Queer Relief Karmawibhangga di Candi Borobudur: Bukan Gambar Bertapa Biasa

Tim peneliti dari BRIN dan lainnya menantang hasil penelitian sebelumnya di Candi Borobudur oleh arkeolog Belanda yang juga gunakan metodologi queer.


Masyarakat Sipil Indonesia Desak Pemerintah Dukung Agenda Masyarakat Adat di COP16 CBD

9 hari lalu

Suasana Konferensi Keanekaragaman Hayati PBB (COP16) ke-16 di Cali, Kolombia, 20 Oktober 2024. REUTERS/Juan David Duque
Masyarakat Sipil Indonesia Desak Pemerintah Dukung Agenda Masyarakat Adat di COP16 CBD

Pada COP16, Masyarakat Adat mendorong negara-negara yang hadir untuk memastikan pengakuan penuh atas kontribusi Masyarakat Adat.


Tidak Lagi Jadi Menteri, Siti Nurbaya Bakar Menyampaikan Pesan kepada Dua Menteri Penggantinya di Kabinet Prabowo

11 hari lalu

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya Bakar, dan Menteri Lingkungan dan Iklim Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen, tiba di halaman Istana Negara untuk bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Ahad, 2 Juni 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Tidak Lagi Jadi Menteri, Siti Nurbaya Bakar Menyampaikan Pesan kepada Dua Menteri Penggantinya di Kabinet Prabowo

Mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menyoroti sejumlah isu kunci, seperti keanekaragaman hayati dan EUDR.


Seruan Greenpeace ke Delegasi Negara-negara di COP16 Biodiversitas: Penundaan Tak Dapat Diterima

11 hari lalu

Aksi unjuk rasa aktivis untuk alam menjelang COP16 Keanekaragaman Hayati PBB di Kolombia. Dok. Greenpeace
Seruan Greenpeace ke Delegasi Negara-negara di COP16 Biodiversitas: Penundaan Tak Dapat Diterima

Greenpeace berharap pada COP16 Biodiversitas bakal melahirkan komitmen untuk menyediakan pendanaan US$ 20 miliar pada 2025.


PBB Gelar 3 COP Sekaligus Tahun Ini: Biodiversitas, Perubahan Iklim, Daratan

11 hari lalu

Konferensi Keanekaragaman Hayati PBB (COP16) ke-16 di Cali, Kolombia. UNODC.org
PBB Gelar 3 COP Sekaligus Tahun Ini: Biodiversitas, Perubahan Iklim, Daratan

Berikut penjelasan apa saja ketiga COP itu serta kapan-di mana-apa yang dibahas.