TEMPO Interaktif, BANDUNG- Gempa bumi yang melumat ibukota Haiti, Port-au-Prince, tidak berdampak ke lempeng bumi Nusantara. Menurut seismolog dari Institut Teknologi Bandung Sri Widiyantoro, posisinya secara geografis sangat jauh. ”Lempeng-lempeng yang berinteraksi pada gempa Haiti pun berbeda,” kata Widiyantoro saat dihubungi Tempo, Selasa (19/1).
Menurut dia, gempa Haiti pada 12 Januari lalu itu diakibatkan oleh pergerakan lempeng Karibia dengan Amerika Utara. Berkekuatan 7 magnitudo, gempa di sesar darat itu memakan banyak korban jiwa. Tipe itu, katanya, persis gempa 1 Oktober 2009 lalu di Jambi dan Bengkulu. ”Tapi di sana kebetulan tidak banyak penduduk seperti di Haiti,” katanya.
Gempa Haiti, ujar dia, tidak memicu gempa di wilayah Indonesia yang dikelilingi lempeng Indo Australia dan Eurasia. Begitu pun segmen patahan Kepulauan Mentawai yang selama ini dikhawatirkan memunculkan gempa besar. Setelah lindu Haiti, kejadian gempa di Indonesia tetap rutin terjadi. ”Gempa 5 magnitudo di Indonesia itu biasa, hampir tiap hari,” katanya.
Pasca gempa Haiti, para ahli gempa dunia mengkhawatirkan kejadian serupa bakal muncul di kota Tokyo. ”Jepang sedang was-was kalau gempa Tokyo datang lagi, dampaknya bisa luar biasa,” jelasnya.
Di wilayah Indonesia sendiri, daerah ring of fire itu meliputi sebelah barat Sumatera, barat dan selatan Jawa hingga Bali, Papua, Maluku, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Timur. Dia mengatakan, para ahli belum bisa memperkirakan kekuatan dan kemunculan gempa. Masyarakat diminta memanfaatkan peta gempa dan membuat bangunan sesuai aturan. ”Untuk meminimalkan korban, karena kita hanya bisa hidup berdampingan dengan gempa,” ujarnya.
ANWAR SISWADI