TEMPO Interaktif, New Jersey - Semakin banyaknya ponsel cerdas memunculkan kekhawatiran akan serangan para hacker. Peneliti di Rutgers University, New Jersey, menggunakan piranti lunak khusus atau "malware," bernama Rootkit, yang menujukkan bagaimana rentannya ponsel cerdas.
Rootkits adalah fenomena baru. Mereka telah digunakan selama dua dekade untuk menginfiltrasi berbagai komputer. "Poin dari kerja ini adalah tidak untuk menunjukkan piranti lunak pembajakan tapi menunjukkan seberapa besar kerusakan dari ponsel cerdas," kata anggota tim penelitian Liviu Iftode, professor ilmu komputer Rutgers seperti dikutip dari TechNewsDaily.
Ponsel cerdas sekarang merupakan komputer dengan mobilitas tinggai. Banyak dari alata itu menggunakan sistem operasi yang sama dengan desktop atau komputer laptop. Ini berarti, kata peneliti ini, peralatan itu sama rawannya dengan komputer dari serangan pembajakan.
Faktanya, peneliti ini menambahkan, kerawanan ponsel cerdas lebih bahaya karena orang selalu membawanya setiap saat. Pembajak mudah menyerang, melacak lokasi atau menggali informasi pribadi. Fitur seperti penerima sinyal Bluetooth dan pesan surat memudahkan perangkap ke ponsel.
Iftode dan peneliti lain mendemonstrasikan serangan lain. Mereka mencontohkan mikrofon ponsel bisa dihidupkan dengan remot yang memungkinkan seseorang mendengar apapun dari pemiliknya.
Serangan bisa juga melalui fitur penerima sinyal GPS. Pesan teks sederhan memungkinkan peneliti melacak lokasi dan aktivitas pemilik ponsel. "Saya bisa mendengar semua pertemuan korporasi dimana rahasia perdagangan keluar. Saya tahu dimana anda berada setiap saat," kata anggota tim peneliti Jeffrey Bickford. "Di masa depan, ketika ponsel cedas umum dan dimiliki semua orang, mereka dapat saja dalam bahaya."
Para peneliti ini menyarankan segera membuat anti virus ponsel.
LIVESCIENCE | PURW