Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Three in One di Hutan Mangrove  

image-gnews
TEMPO/Zulkarnain
TEMPO/Zulkarnain
Iklan
TEMPO Interaktif, Pekalongan - Sepatu bot dan jaring jadi perlengkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad ketika memanen ikan bandeng di Pantai Depok, Kabupaten Pekalongan. "Three in one dalam satu kolam untuk bandeng, udang, dan rumput laut," kata Pak Menteri, yang didampingi Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo.

Pada tambak di seberangnya, kedua pejabat tersebut menanam mangrove bersama ratusan anggota Pramuka penegak yang menjadi peserta acara Ayo Tanam Mangrove, Jumat pagi lalu. Sehari sebelumnya, berlangsung pelatihan bagi aktivis kelompok mangrove se-Jawa serta sosialisasi kepada peserta dan warga diiringi api unggun dan pertunjukan wayang.

Menurut Fadel, sepanjang 530 kilometer pesisir utara Jawa rusak parah. "Tak ada mangrove, dan abrasi terus menggerogoti daratan," katanya. Kondisi ini semakin terasa sejak dasawarsa 1980-an, ketika pengusaha dan nelayan ramai-ramai membuat tambak. Harga udang yang tinggi mendorong mereka menebang hutan mangrove. Ketika itu, pemerintah menjadikan udang sebagai salah satu primadona ekspor.

Untuk menggenjot produktivitas dan menghadapi penyakit, para petambak menggunakan zat-zat kimia. Belakangan, tambak-tambak konvensional tersebut jadi lahan tidak produktif. Rata-rata umur tambak konvensional telah habis, yang ditandai dengan meningkatnya gejala "siklus racun" tahunan.

Para ahli menyimpulkan, kegagalan panen budi daya udang dalam tambak konvensional merupakan akibat hilangnya tegalan mangrove di kawasan tersebut. Luas hutan mangrove memang makin merosot sejak awal 1980-an. Ketika itu, ada 5,5 juta hektare mangrove di Tanah Air. Pada 1996 anjlok jadi 2,5 juta hektare. Dan pada 2000-an diperkirakan tersisa 2 juta hektare.

Selain tambak, alih fungsi hutan mangrove untuk permukiman, industri, dan kepentingan ekonomis lainnya. "Padahal hutan mangrove memiliki fungsi ekologis yang sangat besar," ujar Cecep Kusmana, pakar mangrove dan guru besar Institut Pertanian Bogor. Fungsi-fungsi tersebut, kata Cecep, sebagai tempat berkembangbiaknya ikan di perairan, filter polutan logam berat dari perairan laut, mengatur siklus hara, mengikat sedimen dari sungai, dan tempat singgah burung-burung migran serta habitat bagi satwa liar.

Peran lain yang sangat penting adalah mengurangi dampak langsung tsunami, pelindung daratan dari abrasi oleh ombak dan tiupan angin, serta pengendali intrusi air laut ke daratan. Fungsi ini jadi penting karena semakin naiknya paras muka air laut sebagai dampak perubahan iklim. "Tiap tahun rata-rata terjadi kenaikan 8 milimeter di pesisir Pekalongan," kata Subandono Diposaptono, Direktur Pesisir dan Lautan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Pada 2007, keluar Undang-Undang Nomor 27 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Aturan ini melarang siapa pun yang merusak ekosistem mangrove. Termasuk untuk industri, permukiman, dan kegiatan lainnya. Pemerintah kemudian menyusun konsep rehabilitasi mangrove secara terpadu. Di sisi lain, terbentuk Kelompok Kerja Mangrove Nasional.

Kelompok kerja ini memadukan beberapa kementerian, instansi pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya. Termasuk para ahli dan aktivis lembaga swadaya masyarakat. "Agar tidak terjadi tumpang-tindih program," kata Subandono, yang menjadi ketua kelompok kerja. Pada sejumlah daerah, terbentuk pula kelompok kerja mangrove.

Akhir tahun lalu, terbentuk kelompok kerja di Kabupaten Pekalongan. Visi mereka adalah, pada 2015, hutan mangrove di Pekalongan tumbuh sehat dan bermanfaat. Sedangkan misinya, antara lain, menumbuhkembangkan mangrove, mewujudkan masyarakat pesisir sadar lingkungan, serta terbentuknya insan dan kelompok pelestari mangrove. Misi terakhir adalah mewujudkan keseimbangan ekologi dan ekonomi pesisir.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami minta pemerintah serius dan JOS atau jangan omong saja," kata Hadi Pranggono, Ketua Kelompok Kerja Mangrove Pekalongan, ketika berdialog dengan Menteri Fadel, Gubernur Bibit, dan Ketua Komisi Kelautan Dewan Perwakilan Rakyat Ahmad Muqowam. Menurut Hadi, pemerintah harus memberikan dukungan kepada kelompok masyarakat yang selama ini menanam dan merawat hutan mangrove.

Keseimbangan fungsi ekologi dan ekonomis juga disuarakan oleh Nyoto Santoso, mantan Direktur Eksekutif Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Mangrove. "Perlu pengelolaan mangrove berkelanjutan," katanya. Dia mencatat, selama sepuluh tahun terakhir, muncul kelompok-kelompok di masyarakat yang peduli. Hal ini seiring dengan program rehabilitasi dan mitigasi wilayah pesisir.

Memang pada periode 2003-2009, Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan penanaman hutan mangrove sebanyak 1,4 juta batang pohon. Ada 280,1 hektare wilayah pesisir di seluruh Indonesia yang telah direhabilitasi. Program yang sama dilakukan oleh LPP Mangrove dan kelompok swadaya masyarakat lainnya.

Nyoto menilai dibutuhkan penguatan kelembagaan bagi kelompok masyarakat, sehingga mereka dapat menjaga keseimbangan dua fungsi tersebut. Hutan mangrove, kata dia, tidak hanya menjadi wahana riset, tapi juga tempat budi daya dan wisata. Nyoto mencontohkan, di Thailand terdapat resort di hutan mangrove.

Memang, sejak dasawarsa 1990-an, muncul gagasan silvofishery atau sering disebut wanamina. Konsep ini memadukan kegiatan produksi perikanan dengan pelestarian hutan mangrove. Dari gagasan ini, pengelolaan tambak tidak dilakukan secara konvensional. Hal ini seiring dengan kecenderungan masyarakat di negara maju untuk mengonsumsi makanan organik, termasuk udang organik. Perairan tambak dengan silvofishery ternyata mengandung merkuri 14 kali lebih rendah dibanding tambak tanpa mangrove sama sekali.

Menurut Nyoto, kelompok mangrove di daerah perlu juga membuat keunikan pengelolaannya. Dia mencontohkan, di Pemalang, hutan mangrove-nya menghasilkan kepiting soka. Memang, selain ikan (bandeng, patin, kerapu, kakap, sidat), udang, dan kepiting, hutan mangrove jadi habitat rajungan, pohon bakau, nipah, dan lebah bakau. Tampaknya, hutan mangrove tak hanya three in one, tapi juga five in one bagi budi daya perikanan, bakau, nipah, dan lebah, sekaligus sebagai tempat riset dan wisata.

UNTUNG WIDYANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

6 jam lalu

Penenggelaman dua kapal ikan asing pelaku pencurian ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera Kotaraja Lampulo, Aceh, Kamis 18 Maret 2021. ANTARA/HO-KKP
KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi


Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

17 hari lalu

Ilustrasi mahasiswa. Freepik.com
Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.


Produksi Garam Nasional Lampaui Target

57 hari lalu

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,


Cina Dominasi Investasi Asing Sektor Kelautan Indonesia

5 Februari 2024

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 14 November 2023. Rapat tersebut membahas evaluasi dan monitoring pelaksanaan anggaran tahun 2023, membahas rencana program dan kegiatan tahun 2024, serta isu-isu aktual lainnya. TEMPO/M Taufan Rengganis
Cina Dominasi Investasi Asing Sektor Kelautan Indonesia

Nilai investasi di sektor kelautan dan perikanan Indonesia pada 2023 mencapai Rp 9,56 triliun. Cina menjadi investor asing terbesar Indonesia.


Langkah KKP Hadapi Tuduhan Antidumping dan Countervailing Duties

30 Januari 2024

Langkah KKP Hadapi Tuduhan Antidumping dan Countervailing Duties

KKP telah menunjuk pengacara (lawyer) dalam penyelesaian kasus tersebut.


Dibuat untuk Meningkatkan Keadilan Nelayan, Ini 5 Fakta Penangkapan Ikan Terukur di Indonesia

18 Januari 2024

Petugas KKP menangkap kapal nelayan Vietnam di perairan Laut Natuna Utara, 16 Mei 2021. Foto: Dokumentasi Kementerian Kelautan dan Perikanan
Dibuat untuk Meningkatkan Keadilan Nelayan, Ini 5 Fakta Penangkapan Ikan Terukur di Indonesia

Aturan penangkapan ikan terukur terus dimatangkan pemerintah.


Top 3 Dunia: Eropa Terpecah karena Houthi, Dugaan Suap ke Pejabat RI Diungkap

14 Januari 2024

Foto udara jutaan pendukung Houthi berunjuk rasa mengecam serangan udara yang dilancarkan AS dan Inggris terhadap Houthi, di Sanaa, Yaman 12 Januari 2024.  Houth Media Center/Handout via REUTERS
Top 3 Dunia: Eropa Terpecah karena Houthi, Dugaan Suap ke Pejabat RI Diungkap

Top 3 dunia adalah Eropa terpecah dalam serangan Houthi Yaman, AS mengungkap dugaan suap ke pejabat RI, hingga kapal tanker gunakan kru Cina.


Dugaan Suap Perusahaan Jerman, Ini Tanggapan Kementerian Kelautan

13 Januari 2024

Jubir Menteri KKP Wahyu Muryadi saat di wawancarai awak media usai melakukan sosialisasi PP 26 tahun 2023 di Batam, Selasa (25/7/2023). Foto Yogi Eka Sahputra
Dugaan Suap Perusahaan Jerman, Ini Tanggapan Kementerian Kelautan

Pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diduga terima suap dari perusahaan asal Jerman. Ini tanggapan KKP.


Wartawan Tempo Menang Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari

14 Desember 2023

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari (AJSB) 2023 kategori Foto Jurnalistik, Media Online, Media Televisi, dan Media Cetak pada acara puncak Bulan Bakti Kelautan dan Perikanan di Ecovention - Ecopark Ancol, Jakarta Utara, Kamis (14/12/2023). Tahun ini, KKP menerima lebih dari 350 karya yang dikirimkan para jurnalis dari berbagai wilayah Indonesia.
Wartawan Tempo Menang Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari

Febriani, Wartawan Tempo juara pertama pada Kategori Cetak pada lomba Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari (AJSB) 2023.


Lestarikan Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, Pokdarwis Tanam 1.000 Bibit Bakau

12 Desember 2023

Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, yang ditanami bibit bakau pada Selasa, 12 Desember 2023 (Dok. eFishery dan Bale Mangrove)
Lestarikan Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, Pokdarwis Tanam 1.000 Bibit Bakau

Penanaman mangrove di kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur diharapkan dapat menurunkan emisi karbon dan memperbaiki lingkungan pesisir.