Ada Kesamaan Kimiawi Antara Burung Dengan Dinosaurus
Selasa, 11 Mei 2010 13:10 WIB
Bagikan
Seekor burung Elang belajar terbang, setelah sayapnya patah, di Sydney, Australia (9/12). Burung tersebut dirawat dua bulan di Kebun Binatang Taronga, sampai sayapnya sembuh kembali. REUTERS/Daniel Munoz
Iklan
TEMPO Interaktif, Inggris - Menggunakan sorotan sinar X Stanford Synchrotron Radiation Lightsource yang terdapat di laboratorium Department of Energy's SLAC National Accelerator, sebuah laboratorium internasional untuk penelitian bidang paleontoligi, geokimia dan fisika menemukan perubahan bentuk menjadi salah satu fosil yang paling penting yang pernah ditemukan, yakni Archaeopteryx, spesies yang merupakan separuh dinosaurus dan separuh burung.
"Archaeopteryx adalah bagian dari ilmu paleontologi," kata ahli paleontologi dari University of Manchester Phil Manning.
Dari hasil pemetaan secara kimiawi, sebagaimana telah dipublikasikan di dalam jurnal Proceedings of National Academy of Sciences menunjukkan, senyawa kimiawi yang ada pada bulu spesies Archaeopteryx, seperti fosfor dan sulfur juga ada pada bulu burung yang ada saat ini. Sejumlah timah dan zinc yang hampir serupa juga ditemukan pada tulang dinobird.
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.
Video Pilihan
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia