TEMPO Interaktif, Puerto Aventuras - Menggunakan iPad yang telah diisi sejumlah aplikasi, beberapa di antaranya buatan sendiri, peneliti lumba-lumba Jack Kassewitz dapat berinteraksi dengan Merlin, seekor lumba-lumba muda berusia 2 tahun. Interaksi itu adalah langkah awal untuk menciptakan apa yang disebut Kassewitz sebagai bahasa simbolis, sesuatu yang tak hanya memungkinkan manusia dan mamalia laut itu dapat berinteraksi dengan mudah, tapi juga berpotensi menciptakan alat penerjemah universal bagi manusia.
"Selama beberapa tahun kami mengetahui masalah dalam membuat sebuah bahasa artifisial antara manusia dan lumba-lumba adalah kecepatan akuisisi otak manusia, yang tidak dapat menyesuaikan dengan otak lumba-lumba," kata Kassewitz, presiden Global Heart, sebuah lembaga nirlaba riset lumba-lumba. "Kisaran akustik lumba-lumba begitu luas, sementara apa yang kita miliki begitu terbatas, dan kecepatan kita bereaksi terhadap suara mereka begitu lambat."
Kassewitz mencoba menggunakan perangkat keras komputer, yang dapat memproses informasi jauh lebih cepat daripada otak manusia, peranti lunak khusus untuk merekam data real time, dan mikrofon dalam air.
Selama dua tahun terakhir, Kassewitz telah menjajaki potensi interface manusia-lumba-lumba menggunakan Panasonic Toughbook 19 dan iPad. Percobaan menggunakan iPad menunjukkan hasil yang menjanjikan, sedangkan percobaan menggunakan Toughbook akan dimulai pada Juli mendatang. Percobaan akan dilakukan di Dolphin Discovery, Puerto Aventuras, Meksiko, yang memiliki fasilitas untuk berenang bersama lumba-lumba. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan sistem simbol dan suara yang sesuai dengan obyek dan konsep bagi manusia dan lumba-lumba untuk berkomunikasi.
Kassewitz memilih iPad karena ringan dan sensitif terhadap sentuhan. Kecepatan iPad juga layak diperhitungkan berkat A4 CPU buatan Apple, selain banyaknya aplikasi yang disediakan, termasuk SignalScope, yang mengubah iPad menjadi sebuah oscilloscope canggih untuk menangkap rekaman suara.
Agar dapat digunakan lumba-lumba, iPad dibungkus dengan tas antiair Waterwear, plastik transparan buatan Tunewear. Tas plastik itu juga diberi pinggiran kuning, yang tampaknya disukai Merlin.
Sejauh ini Merlin baru memperlihatkan interaksi sederhana dengan iPad-nya. Misalnya, Kassewitz menunjukkan gambar sebuah obyek, kubus, bebek kuning, bola, atau lingkaran pada iPad. Jika Merlin mengenali obyek itu, dia akan menyentuh layar iPad dengan hidungnya dan menyentuh obyek nyata 3-D yang dipegang orang di dekatnya. Pada saat yang sama, suara Merlin direkam menggunakan mikrofon dalam air yang dihubungkan dengan iPad. "Bagi Merlin, iPad ini adalah mainan baru," kata Kassewitz.
TJANDRA | LIVESCIENCE