Hal tersebut guna mengantipasi pergerakan jaringan teroris yang tak terpantau, yang menjadi kekhawatiran pemerintah UAE. Pasalnya, proses alur data Blackberry serta sistim enkripsinya sangat luas jangkauannya ke wilayah manapun di berbagai negara.
Namun pihak pemerintah UAE belum mencapai kesepakatan dengan RIM (Research in Motion), mengenai keputusan pemblokiran tersebut.
''Untuk sementara tiga layanan BlackBerry, yakni BlackBerry Messenger, BlackBerry E-mail, dan BlackBerry Web-browsing dicabut sementara hingga tercapai kesepatakan," ujar pihak Regulator Telekomunikasi UAE, Mohamed al-Ghanim. Sehingga pengguna BlackBerry disana akan kehilangan ketiga layanan tersebut.
Para pengamat teknologi di Amerika Serikat menilai, rencana itu merupakan upaya pemerintah di negara konservatif tersebut untuk mempersempit gerak teroris memanfaatkan kemudahan teknologi informasi.
Jika jadi dilakukan, keputusan blokade akses informasi e-mail dan laman tersebut akan dimulai pada 11 Oktober mendatang. Menurut salah seorang narasumber dari kantor pemerintahan UAE yang namanya tak ingin disebut, pihak pemegang regulasi di negara tersebut akan menanggapi keputusan itu secepatnya.
Sementara dari perwakilan Saudi Telecom, Ali Mohammed mengaku terkejut dengan keputusan itu. "Belum ada keputusan soal BlackBerry ini dari kementerian," ungkapnya.
Keputusan soal akses telekomunikasi tersebut bukan merupakan kali pertama di UAE. Pada tahun lalu, RIM mengkritik keputusan dari salah satu pemilik operator di UAE, Etisalat.
Saat itu lebih dari 145 ribu pengguna BlackBerry 'diwajibkan' melakukan pemutakhiran (upgrade) perangkat lunak, sebagai syarat peningkatan layanan.
AP | ANGIOLA HARRY