Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Orang Kota Lebih Kebal Penyakit

image-gnews
Sejumlah kendaraan terjebak macet di kawasan Mampang, Jakarta (28/9). Lalulintas di Jakarta kembali padat, karena sebagian besar warga mulai bekerja, setelah libur Lebaran. Foto: TEMPO/Panca Syurkani
Sejumlah kendaraan terjebak macet di kawasan Mampang, Jakarta (28/9). Lalulintas di Jakarta kembali padat, karena sebagian besar warga mulai bekerja, setelah libur Lebaran. Foto: TEMPO/Panca Syurkani
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kota-kota yang memiliki peradaban panjang ternyata memiliki warga yang kebal terhadap tuberkolosis, lepra, dan penyakit lainnya. Kesimpulan ini diperoleh dari penelitian yang diterbitkan jurnal Evolution pekan lalu. "Varian genetik pelindung ditemukan pada orang dari Timur tengah hingga India dan sebagian Eropa, di mana kota-kota telah ada selama ribuan tahun," kata Profesor Mark Thomas dari jurusan Genetika, Evolusi, dan Lingkungan di University College London.

Selain University College London, tim peneliti berasal dari Royal Holloway, University of London dan Oxford University. Untuk sampai pada kesimpulan itu, mereka menguji sampel DNA dari 17 populasi manusia yang hidup di Eropa, Asia, dan Afrika. Selain itu, mereka mencari literatur arkeologis dan historis untuk menemukan kota-kota tertua yang ada di daerah-daerah ini.
Memang, di kota kuno, sanitasi yang buruk dan kepadatan penduduk yang tinggi menjadi tempat ideal untuk berkembang biaknya penyakit. Dua penyakit tersebut pernah menjadi epidemi yang menewaskan jutaan penduduk. Seiring dengan perjalanan waktu, terjadi seleksi alam, yakni manusia harus mengembangkan pertahanan terhadap penyakit dalam populasi yang berusia panjang.

Namun relasi itu sulit dipelajari, terutama pada kota-kota di era prasejarah. Uji DNA mampu menguak keterkaitan antara lingkungan kota dan ketahanan tubuh warganya terhadap penyakit. Dr Ian Barnes, dari Sekolah Biologi di Royal Holloway, menjelaskan, metode yang dipakai tim peneliti adalah menggunakan data arkeologis dan historis sebagai alat untuk menjelaskan persebaran dan frekuensi varian genetik, serta menemukan sumber seleksi alam.
Dengan membandingkan laju resistensi penyakit genetik dengan sejarah perkotaan, mereka menunjukkan bahwa paparan masa lalu pada patogen membawa pada resistensi penyakit menular yang menyebar dalam populasi, di mana para leluhur menurunkan kekebalannya kepada keturunannya.

Menurut Mark Thomas, varian pelindung ini ditemukan di hampir semua orang dari Timur Tengah hingga India dan sebagian Eropa--di kota-kota telah ada selama ribuan tahun lalu. "Hal ini tampaknya contoh elegan evolusi yang sedang bekerja. Ia menandai pentingnya aspek terbaru evolusi kita sebagai spesies, perkembangan kota sebagai sebuah gaya seleksi. Ia juga dapat menjelaskan beberapa perbedaan yang kita amati pada pola kekebalan penyakit di dunia," kata Barnes.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepadatan populasi, kata Thomas, berperan penting dalam membentuk begitu banyak aspek spesies manusia. Variabel ini jadi faktor vital dalam evolusi kemampuan kompleks dan budaya dari spesies manusia dan membedakannya dengan primata lainnya.

Faktor ini juga mengendalikan banyak perbedaan genetik yang terlihat sekarang di antara berbagai populasi di dunia. Kondisi saat ini memperlihatkan bagaimana penyakit menular tersebar di masa lalu dan bagaimana manusia berevolusi untuk menghambat penyakit tersebut.

UNTUNG WIDYANTO | the guardian | sciencedaily

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia