TEMPO Interaktif, Balikpapan – Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) menargetkan akan melepaskan seluruh tangkapan orangutan kembali ke alam liar di hutan Kalimantan. Pelepasliaran kembali orangutan ini rencananya terus dilakukan hingga 2015.
“Pelepasan orangutan ini sudah menjadi program pemerintah," kata Kepala Departemen Komunikasi BOS, Emillia Bassar, hari ini. Program itu, lanjut dia, dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah RI (Indonesian Government’s Orangutan Action Plans) yang dilaksanakan Kementerian Kehutanan RI bekerjasama dengan Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS).
BOS, kata Emellia sedang merehabilitasi 838 ekor orangutan yang perawatannya tersebar di Semboja Kutai Kartanegara dan Nyaru Menteng Palangkaraya Kalimantan Tengah. Orangutan di Semboja sebanyak 226 ekor sedangkan Nyaru Menteng 612 ekor.
BOS menggelar acara Donor Conference guna mengumpulkan para penyandang dana untuk mempercepat pelaksaan program pelepasan orangutan Kalimantan. Sementara ini, BOS bermitra dengan beberapa organisasi yang peduli orangutan dari dalam dan luar negeri.
“Kami tengah mengintroduksikan kembali hutan kepada individu-individu orangutan ini agar bisa kembali hidup liar dan mandiri,” paparnya.
Donor Conference sendiri dilaksanakan berkenaan dengan batasan waktu pelepasan kembali orangutan Kalimantan. BOS merasa perlu mengkaji ulang banyak hal mulai dari progran rutin, hingga tata organisasi internalnya.
“Karena ini berkaitan dengan pertanggungjawaban hibah yang diberikan kepada kami, maka para penyandang dana wajib tahu rencana ke depan dan perubahan-perubahan yang kami akan ambil,” jelasnya.
Yayasan Borneo Orangutan Survival berdiri sejak 1991 sebagai organisasi swadaya masyarakat non profit. Organisasi ini didirikan untuk konservasi orangutan, baik di luar habitatnya maupun di dalam habitat aslinya.
SG WIBISONO