TEMPO Interaktif, Denver - Kotoran panda mengandung bakteri yang memiliki efek ampuh dalam mengurai material tumbuhan untuk menghasilkan biomassa sebagai sumber biofuel generasi kedua. Bahan bakar nabati ini tidak lagi diproduksi dari jagung atau bahan pangan lain, melainkan dari rumput, serpihan kayu, dan limbah tumbuhan.
Temuan itu dipaparkan oleh ilmuwan dalam pertemuan National Meeting & Exposition of the American Chemical Society ke-242 di Denver, Amerika Serikat. "Siapa sangka bahwa kotoran panda mungkin bisa membantu memecahkan salah satu kendala utama dalam memproduksi biofuel, yang mengoptimalkan penguraian material tumbuhan yang digunakan untuk membuat bahan bakar?" kata Ashli Brown, peneliti utama riset itu. "Kami harap penelitian kami akan membantu memperluas penggunaan biofuel pada masa depan dan membantu mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi. Kami juga berharap hal ini dapat memperkuat konservasi alam."
Baca Juga:
Brown, yang juga dosen di Mississippi State University, menunjukkan bahwa bakteri dari kotoran panda raksasa terbukti mampu menghancurkan material tumbuhan yang sangat keras, yaitu lignoselulosa dalam batang rumput, tangkai jagung, dan serpihan kayu. Proses ini dapat mempercepat pengembangan biofuel selulosa yang terbuat dari material tumbuhan keras, sehingga tak lagi bergantung pada biofuel dari bahan pangan yang kian mahal, misalnya jagung, kedelai, dan gula.
Para ilmuwan sebenarnya telah lama mengetahui bahwa panda raksasa, seperti juga rayap dan sapi, memiliki bakteri dalam sistem pencernaannya untuk memecah selulosa dalam tumbuhan menjadi nutrisi. Makanan pokok panda raksasa adalah bambu. Setiap hari panda dewasa mengkonsumsi 10-20 kilogram bambu, mulai tangkai daun, tunas, hingga berbagai bagian tumbuhan itu.
Ketika biofuel dari biomassa mulai berkembang, para peneliti baru mulai menganalisis apakah mikroba dalam sistem pencernaan panda raksasa terlibat dalam pencernaan. Selama setahun, Brown dan timnya mengumpulkan serta menganalisis feces segar dari sepasang panda di Kebun Binatang Memphis.
Mereka mengidentifikasi beberapa tipe bakteri pencernaan dalam panda, termasuk beberapa di antaranya yang mirip bakteri dalam rayap. Bakteri tersebut terkenal akan kemampuannya dalam mencerna kayu. "Studi kami menunjukkan bahwa spesies bakteri dalam usus panda mungkin jauh lebih efisien dalam mengurai material tumbuhan ketimbang bakteri rayap, dan mungkin juga jauh lebih baik dalam proses pembuatan biofuel," kata Brown.
SCIENCEDAILY | TJANDRA