TEMPO.CO , Bandung - Institut Teknologi Bandung hari ini, Rabu, 8 Agustus 2012, mengenalkan sekaligus menguji coba purwarupa (prototype) mobil listrik buatan sejumlah dosennya. Modelnya berupa mobil berkabin ganda dengan 4 penumpang. Mobil kecil itu bisa diperluas bagian bak belakang dengan cara mencopot kursi belakangnya.
Menurut Koordinator tim pembuat mobil listrik ITB, Agus Purwadi, pembuatan mobil itu dikebut selama dua bulan agar bisa dikenalkan saat peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di Bandung, 8-11 Agustus 2011. Mobil ini dirancang unik. “Satu platform bisa dikembangkan menjadi 12 varian mobil,” ujar Ketua Laboratorium Konversi Energi ITB itu.
Mobil yang baru selesai Selasa malam lalu itu belum bernama. Ukuran panjangnya 3,3 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 1,7 meter. Bobotnya sekitar 1 ton. “Seluruhnya dibuat dari nol, mulai desain hingga jadi,“ katanya.
Varian mobil itu mulai untuk kendaraan pick up, mobil box, mobil golf, double cabin, sampai untuk sedan dan minibus kecil. Memakai komponen utama motor listrik dan baterai, motor diletakkan di gardan belakang. Seperti mobil VW kodok, mesinnya berjalan mendorong bukan menarik. “Untuk varian mobil lain, mesin bisa diletakkan di depan seperti sedan, atau pada masing-masing roda,“ ujarnya. Mobil itu hanya punya 3 persneling, yaitu untuk maju, mundur, dan netral atau parkir.
Mobil itu sempat diuji coba dan dikemudikan sendiri oleh Rektor ITB Akhmaloka berkeliling kampus. Saat akan dipakai lagi menuju gerbang kampus, mobil yang kali itu diisi penuh 4 orang, tiba-tiba mati. Setelah dicari-cari masalahnya selama 20 menit hingga bisa diperbaiki, mobil bisa melaju kembali tanpa suara dan asap emisi. “Ada kabel starter yang tergencet kursi belakang jadi mati,“ kata Agus. Mobil itu selanjutnya dipakai turun ke jalan untuk karnaval Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, Rabu sore tadi.
Rektor ITB Akhmaloka mengatakan, purwarupa mobil listrik kampusnya itu belum sempurna. Pijakan gas belum mulus sehingga masih terasa berat. “Begitu diinjak keras langsung kencang,“ ujarnya. Selain itu, aksesoris dan peta jalan di dashboard belum berfungsim begitu pula penyejuk udara. Pintu di bagian sopir juga masih terasa seret dibuka.
Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB Wawan Gunawan Abdul Kadir mengatakan, purwarupa mobil listrik ITB rencananya dibuat untuk 4 varian, yaitu sebagai kendaraan angkut barang, double cabin, mobil berpenumpang 6 orang, dan kendaraan jip. Pengerjaan mobil itu dilakukan bersama dengan PT Pindad Bandung. “Harga jualnya berkisar Rp 80 juta sampai Rp 150 juta, tergantung jenis mobilnya,“ kata dia.
Memakai baterai impor dari Cina, mobil itu baru bisa menempuh jarak 100 kilometer. Sambil menunggu hasil inovasi baterai yang lebih ringan, berukuran kecil, namun sanggup menjelajah jauh, kata Wawan, bobot mobil listrik purwarupa ITB itu harus dipangkas bobotnya. Misalnya body memakai karbon fiber yang lebih ringan sekaligus kuat. Sementara ini, mobil tersebut masih dibungkus pelat logam.
ANWAR SISWADI