Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nenek Moyang Manusia Bermacam-macam?

image-gnews
Foto: stayfitbug.com
Foto: stayfitbug.com
Iklan

TEMPO.CO, Uppsala-- Versi baru teori asal-usul manusia modern kembali mencuat. Sebuah penelitian terbaru dan terbesar tentang varian genetik di antara populasi penduduk di Afrika Selatan menunjukkan semua manusia modern tidak berasal dari satu tempat di Afrika.

Sebaliknya, manusia yang hidup di masa sekarang adalah spesies hasil percampuran antara berbagai populasi manusia purba di daerah yang luas.

Penelitian anyar ini dilakukan Mattias Jakobsson dan rekan-rekannya di Uppsala University, Swedia. Mereka menganalisis sekitar 2,3 juta polimorfisme nukleotida tunggal--variasi DNA untuk membandingkan daerah genom antarpopulasi--pada 220 individu dari 11 populasi Afrika bagian selatan.

"Ketika mulai menggali data ini, hasil yang paling mencolok adalah struktur penduduk yang kami temukan," kata Jakobsson, Selasa 25 September 2012, seperti dikutip laman Newscientist.

Struktur yang dimaksud Jakobsson menunjukkan manusia modern muncul dari kelompok geografis yang beragam. Temuan ini berbeda dengan teori "bottleneck" yang menyatakan semua manusia yang hidup saat ini berasal dari kelompok tunggal yang berisi manusia yang relatif homogen.

"Hal ini penting," kata Robert Foley dari University of Cambridge, Inggris, yang tidak terlibat dalam penelitian.

Menurut Foley, salah satu pertanyaan besar yang selalu muncul adalah di bagian mana Afrika yang menjadi tempat evolusi manusia. Penelitian genetik memungkinkan para peneliti menyelidiki lebih banyak hal terkait hal ini.

"Manusia modern awal dan keturunan mereka hidup di populasi yang tidak memiliki batas yang jelas, namun ada dalam populasi di Afrika lainnya," imbuh Foley.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science ini menunjukkan struktur penduduk makin rumit bahkan setelah manusia modern telah berevolusi. Ini menandakan satu kelompok yang bertahan sampai hari ini--penduduk berbahasa Khoe-San dari Kalahari--adalah salah satu populasi paling awal yang memisahkan diri dari seluruh umat manusia, setidaknya 100 ribu tahun lalu.

Namun, penelitian ini juga menemukan perbedaan dalam populasi Khoe-San sendiri, dengan kelompok Namibean dan Angola di utara setelah dipisahkan dari penduduk di Afrika Selatan selama kurun 25-40 ribu tahun lalu.

"Temuan yang menakjubkan bagi saya adalah perbedaan mendalam di dalam populasi Khoe-San," kata Brenna Henn dari Universitas Stanford, California. "Ini menunjukkan kita perlu memahami struktur populasi Afrika bagian selatan secara rinci dan jauh lebih baik."

Tim peneliti juga mengidentifikasi sejumlah gen yang berpengaruh terhadap morfologi dan anatomi tubuh, seperti bentuk dahi dan tulang rusuk. Mereka berteori bahwa anatomi tubuh manusia modern setidaknya berumur sama dengan waktu berpisahnya populasi Khoe-San dari seluruh umat manusia.

"Temuan ini jelas memberitahu kita hal-hal baru tentang sejarah manusia modern, terutama menyoroti kompleksitas sejarahnya," kata Murray Cox dari Massey University di Palmerston North, Selandia Baru. "Dalam banyak hal, penelitian ini memunculkan banyak pertanyaan tentang nenek moyang manusia modern."

NEWSCIENTIST | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita populer:
Android Jelly Bean Mendarat di Galaxy S3

Facebook Lacak Belanja Para Penggunanya

Sosial Media Menjadi Jalan Peretas Sebarkan Virus

Boeing Tambah Fasilitas Wi-Fi

Bagaimana Lebah Madu Berbagi Peran

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Manusia Purba dari Replika Tengkoraknya, Ada yang Sebesar Jeruk Bali

12 Agustus 2024

Replika tengkorak manusia purba di Indonesia Research and Innovation atau INARI Expo 2024, Cibinong, Bogor, 8-11 Agustus. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Mengenal Manusia Purba dari Replika Tengkoraknya, Ada yang Sebesar Jeruk Bali

Di antara artefak itu adalah replika manusia purba tengkorak Homo Erectus Sangiran 17 dan Homo Floresiensis.


Tim Peneliti BRIN Telusuri Jejak Manusia Purba dan Artefak di Gua Aul Ciamis

30 Mei 2024

Gua Aul tampak dari luar sebagai lokasi temuan artefak dan fosil manusia purba di daerah Ciamis, Jawa Barat. (Dok. Lutfi Yondri)
Tim Peneliti BRIN Telusuri Jejak Manusia Purba dan Artefak di Gua Aul Ciamis

Tim peneliti BRIN menelusuri hasil temuan sisa kerangka manusia purba dan artefak lain di Gua Aul, Ciamis, Jawa Barat.


Kisah Gua Pawon di Bandung Barat, Tempat Temuan Jejak Manusia Purba

30 Mei 2024

Seorang pengunjung di Goa Pawon, di Cipatat, Padalarang, Bandung, (23/11). Gua yang luasnya 300 meter persegi lebih itu terdiri dari beberapa rongga seperti kamar, juga beberapa jendela alami yang besar. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Kisah Gua Pawon di Bandung Barat, Tempat Temuan Jejak Manusia Purba

Temuan prasejarah dari penelitian di Gua Pawon dijadikan sebagai bahan untuk pengembangan salah satu objek wisata unggulan Provinsi Jawa Barat.


Penelitian Baru, Ternyata Manusia Purba Injakkan Kaki di Amerika Utara Ribuan Tahun Lebih Awal

10 Oktober 2023

Jejak kaki manusia purba di Taman Nasional White Sands di New Mexico, AS, terlihat dalam foto selebaran tak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 5 Oktober 2023. Layanan Taman Nasional AS/Handout via REUTERS
Penelitian Baru, Ternyata Manusia Purba Injakkan Kaki di Amerika Utara Ribuan Tahun Lebih Awal

Uji baru mengkonfirmasi kekunoan jejak kaki manusia purba di New Mexico, Amerika Serikat.


Museum Gua Harimau Ogan Komering Ulu, Museum Purbakala Terbesar di Sumatera

15 Januari 2023

Penjabat Bupati OKU, Teddy Meilwansyah meninjau kesiapan peresmian Museum Gua Harimau, Selasa. (ANTARA/Edo Purmana/23)
Museum Gua Harimau Ogan Komering Ulu, Museum Purbakala Terbesar di Sumatera

Museum itu disebut sebagai museum purbakala terbesar di Pulau Sumatera.


Bukan Sekadar Lagu, 5 Fakta Menarik Bengawan Solo

2 Oktober 2022

Arak arakan gethek menyusuri Sungai Bengawan Solo dalam acara Bengawan Solo Gethek Festival, (20/11). Puluhan gethek serta awaknya menggunakan pakaian dan hiasan abad 18-19 seakan menghidupkan kembali suasana Solo tempo dulu. TEMPO/Andry Prasetyo.
Bukan Sekadar Lagu, 5 Fakta Menarik Bengawan Solo

Bengawan Solo, sungai terpanjang di Indonesia. Ini 5 fakta menarik tentang sungai ini, termasuk pesawat Garuda Pernah water landing dan pencemaran.


Pameran Kampung Purba Indonesia, dari Homo Erectus sampai Mumi Mamasa

18 September 2022

Pengunjung Pameran Kampung Purba melihat patung/manekin manusia purba Homo Erectus yang dipamerkan di De' Tjolomadoe, Colomadu, Karanganyar, Sabtu, 17 September 2022. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Pameran Kampung Purba Indonesia, dari Homo Erectus sampai Mumi Mamasa

Menggambarkan kehidupan prasejarah dimulai dari masa berburu hingga menetap, Pameran Kampung Purba adalah metode pembelajaran untuk generasi muda.


Fosil Tertua Manusia Misterius Denisovans Ditemukan di Gua Siberia

2 Desember 2021

Salah satu tulang Denisovan ditemukan di Gua Denisova di Siberia. (Katerina Douka)
Fosil Tertua Manusia Misterius Denisovans Ditemukan di Gua Siberia

Analisis DNA yang diekstraksi dari fosil Denisovan menunjukkan bahwa mereka mungkin pernah tersebar di seluruh benua Asia, Asia Tenggara dan Oseania.


Lukisan dan DNA Tertua di Dunia Ditemukan di Maros Sulawesi Selatan

22 November 2021

Lukisan gua berumur 44 ribu tahun yang ditemukan di Maros, Sulsel, menggambarkan manusia sedang berburu binatang. (dailymail.co.uk)
Lukisan dan DNA Tertua di Dunia Ditemukan di Maros Sulawesi Selatan

Lukisan dan DNA tertua di dunia ditemukan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Berikut adalah penjelasannya.


Mengenal Homo Bodoensis, Disebut Garis Langsung Leluhur Manusia Modern

12 November 2021

Gambar ilustrasi seniman mengenai spesies manusia purba Homo Bodoensis. Scitechdaily.com
Mengenal Homo Bodoensis, Disebut Garis Langsung Leluhur Manusia Modern

Sekelompok manusia purba--yang sudah punah-mendapatkan nama spesies baru: Homo bodoensis. Siapa mereka? Perlukah nama baru itu?