TEMPO.CO, Jakarta--Perserikatan Bangsa-Bangsa mengklaim kelaparan dunia dapat diakhiri. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB merilis laporan Senin, 13 Mei 2013 yang mempromosikan praktek memakan serangga untuk mengurangi kekurangan gizi dan polusi udara.
Menurut FAO (Food and Agriculture Organization), serangga mengandung lemak baik dan merupakan sumber serat dan mineral. FAO memperkirakan setidaknya 2 miliar orang di seluruh dunia memasukkan serangga ke dalam diet mereka.
Hasil penelitian FAO yang dilakukan dengan Wageningen University di Belanda, lebih dari 1.900 spesies serangga dikonsumsi oleh manusia di seluruh dunia. Secara global, serangga yang paling banyak dikonsumsi adalah kumbang (31 persen), ulat (18 persen), lebah, tawon dan semut (14 persen), dan belalang, belalang dan jangkrik (13 persen). "Kami tidak mengatakan bahwa orang harus makan serangga," kata Eva Muller, Direktur Kebijakan Ekonomi Hutan FAO dan Divisi Produk, yang turut menulis "serangga : Prospek Masa Depan untuk makanan dan keamanan pakan".
"Kami mengatakan bahwa serangga merupakan salah satu sumber daya yang disediakan oleh hutan, dan serangga belum cukup banyak dimanfaatkan untuk potensi konsumsi manusia," kata Muller.
Serangga juga dapat digunakan untuk memecah limbah, membantu dalam proses pengomposan yang memberikan nutrisi kembali ke tanah dan juga dapat mengurangi bau busuk pada proses tersebut.
WTVR.COM | ANINDYA LEGIA PUTRI
Topik Terhangat
PKS Vs KPK | Edsus FANS BOLA | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Baca juga:
Gmail Error di India dan Asia Tenggara
YouTube Siap Saingi Netflix, Hulu dan Amazon
Berenang di Kedalaman 1,5 m dengan Sony Experia ZR
Binatang Pun Bisa Mengadopsi Hewan Lain