TEMPO.CO, Paris - Setelah Snowden membeberkan beberapa layanan Apple, Google, Microsoft dan Facebook disadap pemerintah US, kini Twiter juga kena. Kali ini di Perancis.
Adalah kelompok UEJF alias The Union des tudiants juifs de France, Persatuan Mahasiswa Yahudi menuntut Twitter membeberkan data-data pengguna yang berkicau soal Anti-Semit alias Anti-Yahudi. Kelompok mahasiswa itu mengajukan gugatan ke pengadilan agar jejaring sosial 140 karakter ini menyerahkan datanya terkait kicauan yang memakai pagar anti-Yahudi #unbonjuif, tahun lalu.
Twitter sempat ngotot emoh memberikan datanya. Sidang dan negoisasi berlarut-larut. Namun hukum di Perancis melarang pendapat yang mengandung anti-semit. Akhirnya, Twitter takluk dan mengungkap data kepada wakil jaksa dari Presse et Libert's Publiques section of the Paris Tribunal de Grande Instance, Jumat 12 Juli 2013. "Pengungkapan ini mengakhiri sengketa para pihak, yang sepakat memberikan kontribusi memerangi rasisme dan anti-Semitisme, "kata Twitter melalui pernyataannya.
Dengan data ini, Pemerintah Perancis bisa memeriksa data pengguna yang berkicau anti-Yahudi. Selanjutnya, Pemerintah bisa memutuskan apakah akan menuntut atau tidak atas kicauan anti-Yahudi.
Twitter saat ini membela penggunanya. Permintaan data tak akan ditanggapi jika tanpa melalui jalur hukum yang sah. Namun Twitter akan lebih menghormati hukum lokal di sebuah negara. Misalnya, kicauan soal anti-Yahudi di Jerman, dari kalangan Neo-Nazi akan diblokir. Namun tetap bisa dibaca dari luar Jerman.
NUR ROCHMI | ALLTHINGSD
Berita Lain:
Mobil Balap ini Dilelang dengan Harga Rp 295,5 Miliar
Razia Gelandangan dan Pengemis Mulai Dilakukan
SBY Terima Pesan Pendek dari Napi Tanjung Gusta
5 Bakal Calon Wali Kota Tangerang Siap Bertarung