TEMPO.CO, Arkansas - Kasus meningitis aneh menimpa Kali Hardig, seorang gadis 12 tahun di Arkansas, Amerika Serikat. Ia dirawat di rumah sakit lantaran selaput otaknya digerogoti oleh amuba pemakan otak, penyebab meningitis yang sangat langka.
Departemen Kesehatan Arkansas dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (U.S. Centers for Disease Control and Prevention) menyatakan Hardig tertular penyakit itu setelah berenang di Willow Springs Water Park di Little Rock, Arkansas.
Ibu Hardig, Traci, membawa putrinya ke rumah sakit sehari setelah mengunjungi taman air. "Demamnya tidak bisa diredakan," katanya kepada Christian Post, seperti dikutip Livescience, Rabu 31 Juli 2013.
Ia menambahkan, anak gadisnya mulai muntah-muntah, mengeluh kepalanya sakit, dan terus menangis. "Dia hanya melotot memandangi saya dan bola matanya berputar-putar," ujar Traci.
CDC menyatakan, amuba pemakan otak (Naegleria fowleri) adalah jenis mikroba penyebab meningitis yang dikenal sebagai primary amebic meningoencephalitis atau PAM. Organisme bersel tunggal ini ditemukan di sungai atau danau yang hangat, masuk ke dalam tubuh manusia melalui hidung, lalu melewati saraf penciuman menuju otak. "Amuba ini menghancurkan jaringan otak," tulis CDC.
Di Amerika Serikat, sebagian besar infeksi PAM terjadi di kawasan selatan selama musim panas. Kasusnya cukup jarang. CDC hanya mencatat 32 kasus infeksi PAM sepanjang 2001-2010 di Amerika. Mikroba ini tidak ditemukan di laut atau perairan asin lainnya.
Gejala awal infeksi biasanya muncul tujuh hari setelah terpapar Naegleria fowleri. Penderita akan merasakan leher kaku, sakit kepala, demam, mual, dan muntah. Kemudian penderita akan mengalami kebingungan, kehilangan keseimbangan, kejang, dan halusinasi.
Penyakit ini bisa berakibat fatal, bahkan ketika penderita diobati sedini mungkin. Dalam kasus Hardig, tim dokter menempatkannya dalam induksi koma untuk menstabilkan dirinya.
Pejabat pemerintah di Arkansas telah menutup Willow Springs Water Park selama penyelidikan kasus ini. Pada 2010, kasus infeksi Naegleria fowleri juga pernah terjadi di tempat yang sama.
Untuk meminimalkan risiko terinfeksi Naegleria fowleri, CDC menyarankan para perenang untuk menghindari tubuh perairan tawar ketika air sedang hangat, menggunakan klip untuk menutup hidung ketika berenang, dan tidak melakukan gerakan yang dapat mengaduk sedimen di dasar perairan.
"Naegleria fowleri hanya menginfeksi lewat hidung dan tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain," ujar pejabat CDC. Mereka menambahkan air dari taman air aman untuk dikonsumsi asalkan dimasak secara benar.
LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI
Terpopuler:
Joe Taslim Pindah Agama Demi Cinta
Berseteru dengan Ahok, Haji Lulung Pergi Umrah
Bang Ucu: PKL Bongkar Sendiri atau Saya Bakar
Briptu Rani Resmi Dipecat Polda Jawa Timur
SBY ke Lumajang, Dukun Semeru Dikerahkan