Kementerian Pertahanan Rusia saat dipimpin Anatoly Serdyukov ingin membeli drone berbahan metal dari Israel. Namun peneliti Rusia mampu membuat drone dari material komposit. "Ilmuwan kita adalah yang pertama dan satu-satunya yang berhasil membuat drone dari komposit yang membuatnya lebih ringan, tahan lama, dan tentu saja tak terlacak radar," kata Anokhin.
Namun produksi drone tersendat karena Rusia tidak memiliki industri militer dan pekerja ahli yang cukup untuk memproduksinya dalam jumlah besar. Industri drone sempat mangkrak. "Saat ini Kementerian Pertahanan menghidupkan kembali dan mendanai program untuk memproduksi drone dengan berbagai tipe dan kelas," kata pakar sistem teknologi tak berawak, Denis Fedutinov.
Belum ada konfirmasi resmi dari produsen drone maupun perwakilan pemerintah tentang hal ini. Namun perkembangan wahana militer tersebut sudah menjadi bahan diskusi. "Pengembangan wahana kelas MALE saat ini diisi oleh proyek yang dibawa Transas dan Sokol, artinya kita bicara tentang program wahana yang lebih besar," kata Denis. "Perbandingannya adalah proyek Boeing (Phantom Ray) dan Northrop Grumman (X-47B)."
Prototipe Drone Rusia Mangkrak