Database, dilabel sebagai Surveillance Industry Index, menunjukkan bagaimana perusahaan-perusahaan dari Inggris, Israel, Jerman, Perancis, dan Amerika Serikat menawarkan pemerintah berbagai sistem yang memungkinkan mereka untuk diam-diam meretas ke jaringan Internet untuk menggangsir e-mail dan menyadap percakapan telepon.
"Ceruk pasar ini menuai keuntungan dari penderitaan pihak lain yang disadap di seluruh dunia, namun tak ada pengawasan atau akuntabilitas yang efektif," kata Matthew Rice, konsultan peneliti dari Privacy International.
Tidak adanya pengaturan ini, kata dia, memungkinkan perusahaan untuk mengekspor teknologi pengawasan ke negara-negara yang menggunakan secara salah. "Misalnya, untuk memata-matai aktivis hak asasi manusia, wartawan, dan gerakan politik," katanya.
Ia berharap Surveillance Industry Index menggerakkan otoritas berwenang untuk menerapkan aturan pengawasan terhadap bisnis alat mata-mata ini.
GUARDIAN | TRIP B