TEMPO.CO , Manila:Yahya Fahriza masih ingat betul pengalamannya ketika pertama kali memasuki ruang inspeksi teknis Shell Eco-Marathon 2014. Jantungnya berdegup cepat. "Saya grogi," kata Yahya, anggota tim APATTE-62 asal Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur ketika ditemui di paviliun tim, Sabtu, 8 Februari 2014.
Yahya menjadi gelagapan ketika ditanya soal sistem kelistrikan mobil oleh seorang teknisi. Padahal, APATTE-62 yang menggunakan listrik adalah mobil ciptaan sendiri. "Kami terjegal di inspeksi pertama dan tidak lolos," kata dia mengenang kejadian tersebut.
Belajar dari kegagalan itu, Yahya dan tim lantas konsolidasi dan diskusi instensif. Semua informasi dikumpulkan dari sana-sini. Lantas, solusi didapat: mereka harus ngeyel ketika berdebat dengan teknisi saat menjelaskan perihal kelistrikan mobil di inspeksi kedua. "Karena, katanya, teknisi tidak akan meloloskan kalau suatu tim tidak bisa memberikan argumen soal mobil dengan utuh," ujar Yahya.
Strategi Komunikasi