TEMPO.CO, Washington – Badan Antariksa Amerika Serikat atau The National Aeronautics and Space Administration (NASA) bergabung bersama 26 negara lainnya mencari pesawat Malaysia Airlines yang hilang sejak 8 Maret 2014. (Baca: Simulator Pilot MAS Bisa Mendarat di 5 Bandara)
Badan Antariksa ini mulai meneliti cara-cara yang tepat membantu melacak Boeing 777-200ER tersebut. “Kami akan memanen data satelit yang diperoleh sebelumnya, yang berbasis antariksa,” kata juru bicara NASA, Allard Brutel.
Dengan menggunakan satelit Earth-Observing-1 (EO-1) dan kamera ISERV di Stasiun Luar Angkasa Internasional, NASA akan melacak kemungkinan lokasi keberadaan pesawat. Resolusi dari citra yang dihasilkan bisa digunakan untuk mengidentifikasi obyek yang ukurannya sekitar 98 kaki atau 30 meter.
Selain itu, ujar Brutel, NASA akan berbagi data dengan Badan Geologi Amerika Serikat (USGS) sehingga pencarian pesawat bisa lebih terfokus. Selama ini USGS selalu mengabarkan besarnya kekuatan dan lokasi gempa yang terjadi di seluruh dunia.
Sampai Selasa, 18 Maret 2014, Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 belum juga diketahui keberadaannya. (Baca: Puing di Selat Malaka, Malaysia Airlines?). Tim penyidik telah menyusuri rute penerbangan pesawat yang terbang dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Namun, karena tak ada tanda-tanda keberadaannya, kini wilayah pencarian semakin diperluas.
ANINGTIAS JATMIKA | LIVESCIENCE
Terpopuler
iPhone 6 Dilengkapi Sensor Cuaca?
Bos Media: Rusia Bisa Ubah AS Jadi Debu Radioaktif
Apple Klaim Desainnya Dicuri Kompetitor