TEMPO.CO, Arizona - Perubahan kontur bumi dipengaruhi oleh hunjaman asteroid-asteroid. Penelitian dari Arizona State University menunjukkan permukaan bumi berubah total seusai dihantam asteroid-asteroid raksasa sekitar empat miliar tahun silam. Dalam pemodelan menggunakan data terestrial dan bulan modern diketahui ada perubahan yang signifikan pada lapisan paling atas bumi.
"Dengan melihat masa kini, kita punya perkiraan linimasa cukup akurat tentang apa yang terjadi di masa awal bumi selama 500 juta tahun. Proses pergeseran lempeng tektonik dan aktivitas vulkanik nyaris serupa dengan apa yang terjadi pada miliaran tahun lalu," kata Lindy Elkins-Tanton, Direktur School of Earth and Space Exploration, Arizona State University.
Laporan riset yang dimuat Nature, 31 Juli 2014, menyebutkan ada periode yang masih sedikit diketahui sekitar 500 juta tahun pertama di awal pembentukan bumi. Masa itu disebut hadean atau neraka karena kondisi bumi diasumsikan sangat panas dengan aktivitas vulkanik sangat tinggi dan lelehan magma yang menutupi permukaan.
Model formasi terestrial yang dibuat mengindikasikan bumi melewati rangkaian fase perubahan besar. Pertama, pertumbuhan planet lebih dari puluhan juta tahun. Lalu ada hantaman raksasa yang berujung pada terbentuknya bulan. Kemudian ada rangkaian ledakan akhir ketika asteroid-asteroid raksasa, satu di antaranya memusnahkan dinosaurus, secara periodik menghantam bumi purba.
Hantaman asteroid raksasa itu mempengaruhi evolusi geologi. Empat miliar tahun lalu permukaan bumi dibentuk oleh hantaman-hantaman dahsyat asteroid yang membuat air laut mendidih dan menguap ke atmosfer. Berdasarkan data geokimia, temuan ini cocok dengan klaim adanya air likuid di permukaan bumi sekitar 4,3 miliar tahun lalu.
"Empat miliar tahun lalu, tak ada area besar di bumi yang lolos dari hantaman asteroid raksasa serta dampaknya," kata Simone Marchi, peneliti dari Solar System Exploration Research Virtual Institute milik Badan Antariksa Amerika Serikat.
Hantaman asteroid juga berdampak pada ekosistem yang ada. Peneliti memperkirakan paling tidak ada empat obyek yang lebarnya lebih dari 900 kilometer menghantam bumi di masa hadean. Hantaman itu menyebabkan sterilisasi global. Selanjutnya, ada tiga hingga tujuh obyek yang lebarnya hampir 500 kilometer kembali menghantam bumi menyebabkan penguapan masif secara global.
Marchi mengatakan pada masa itu jeda antar benturan besar cukup lama untuk memicu kondisi kembali sejuk, meski cuma dalam skala lokal. "Bentuk kehidupan apa pun di masa hadean tampaknya cukup kuat bertahan pada tempeteratur tinggi dan hidup di balik kerak bumi di lautan," katanya.
EUREKALERT | SCIENCEDAILY | GABRIEL WAHYU TITIYOGA