Hotel yang mendiami areal seluas 10,7 hektare ini memperoleh air bersih dari laut. Mereka mengolah air laut dengan teknologi seawater reverse osmosis. Asmaranata mengatakan, jaringan hotel asal Spanyol ini sejak awal berkomitmen menjadi hotel ramah lingkungan. Mereka rutin melakukan audit lingkungan setiap tahun. Hotel ini bahkan meraih sertifikat Platinum dari standar Enviromental Management System dari EarthCheck.
Ketua Divisi Lingkungan Bali Hotel Association (BHA), Clinton Lowell, mengatakan biaya energi sangat mempengaruhi pengeluaran hotel karena mencakup keseluruhan servis hotel. Namun, investor seringkali enggan untuk mengganti atau meremajakan fasilitas. Alasannya, peralatan hemat energi lebih mahal ketimbang yang biasa. (Baca juga: Empat Hotel Ramah Lingkungan)
Menurut Lowell, hal itu tidak perlu terjadi jika investor bersedia melihat pengembalian keuntungan yang lebih besar dalam jangka panjang. "Apalagi hemat energi berarti lebih ramah lingkungan dan bisa menjadi bagian dari promosi hotel," ujarnya.
BHA yang beranggotakan 116 hotel berbintang 3-5 di Bali berkomitmen mendorong penghematan energi. Tahun ini, mereka juga akan membuat pemeringkatan 10 besar hotel terbaik dalam hal efisiensi energi. Data konsumsi energi akan dikumpulkan untuk melihat kecenderungan besaran tiap tahun dan sebagai perbandingan antarhotel.
Bagi Joshua dan Linda, pelesiran hemat energi di hotel ramah lingkungan kini lebih menarik perhatian. Adapun bagi karyawan seperti Sukanaka di Hotel Grand Nikko, ajakan untuk berpartisipasi menghemat energi membuatnya makin merasa ikut memiliki hotel itu.