Harvey menduga karena bukan hanya karena materi gelap tidak berinteraksi dengan partikel yang terlihat. Melainkan, bahkan materi gelap tidak berinteraksi sama sekali.
Richard Massey, anggota penelitian dari Durham University, Inggris, mengatakan penelitian sebelumnya telah melihat perilaku serupa di Kluster Galaksi Bullet. "Tapi sulit untuk menafsirkan apa yang anda lihat hanya dari satu contoh," ujarnya.
Musababnya, kata dia, setiap tabrakan terjadi pada ratusan juta tahun, sehingga dalam seumur hidup manusia, kita hanya bisa melihat satu sudut bingkai kamera. Namun sekarang, kata Massey, timnya dapat mulai melihat proses tabrakan lebih lengkap dengan memahami banyak proses tabrakan galaksi.
Dengan menemukan fakta materi gelap hanya berinteraksi dengan materi gelap lainnya sehingga membuatnya makin gelap dari yang diperkirakan sebelumnya, tim mampu mempersempit sifat-sifat materi gelap. Meski begitu, teori astrofisika kini masih harus terus mencari sifat satuan yang lebih kecil lagi.
Selain berpotensi lebih gelap, tim menduga partikel materi gelap bisa saja terpental satu sama lain layaknya bola biliar. Terpentalnya materi gelap dapat menyebabkan materi gelap keluar dari kumparan materi gelap dan membentuk materi baru. "Kami ingin menguak tentang itu," ujar Massey. Karena itu, tim akan mencari tabrakan yang melibatkan galaksi individu, yang jauh lebih umum.
SCIENCE DAILY | AMRI MAHBUB