Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebelum Terima Transfusi Darah, Anda Harus Lakukan Ini

image-gnews
Petugas memeriksa darah di Unit Transfusi Darah PMI Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (16/7). ANTARA/Agus Bebeng
Petugas memeriksa darah di Unit Transfusi Darah PMI Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (16/7). ANTARA/Agus Bebeng
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Eijkman Institute for Moleculer Biology, Meta Dewi Thedja, menyarankan pengecekan ulang darah yang akan ditransfusikan ke dalam tubuh kita atau keluarga. Sebab, kata dia, tak semua darah bersih dari penyakit, khususnya virus hepatitis B (HBV). "Penelitian kami menemukan virus bermutasi dan dapat menyamarkan diri," ujarnya di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis, 16 April 2015.

Menurut dia, cara yang paling ampuh untuk mengecek darah tersebut adalah lewat nucleic acid amplification test (NAT) atau pengujian screening molekuler yang dimodifikasi untuk donor darah. Cara ini diperkenalkan di Indonesia pada 2005.

Cara ini diklaim lebih cepat dan memiliki sensitivitas lebih tinggi ketimbang metode serologi yang umum dipakai di rumah sakit di Indonesia. Seperti NAT, metode serologi juga merupakan metode penyaringan darah. Bedanya, serologi tidak menggunakan reagen yang membuat screening lebih sensitif.

Metode NAT pun tak menghabiskan waktu yang lama. Metode ini hanya akan menghabiskan waktu selama 2 jam, sementara serologi dua kali lipatnya.

Cara tersebut terbukti lebih efektif untuk mendeteksi virus hepatitis B yang tersamar. Dari 7310 sampel darah dari bank darah Palang Merah Indonesia yang sebelumnya dinyatakan bebas virus, ternyata ada 33 persen sampel yang masih menyimpan virus hepatitis B. "Karena mutasi, virus ini jadi tersamar," kata Yuyun Soedarmono, peneliti dari Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan, di tempat yang sama.

Hanya, kata Yuyun, memang biaya pengujian ini cukup mahal. "Sekitar Rp 650 ribu per sampel," kata Yuyun, yang juga pernah menjabat Direktur Unit Donor Darah PMI. Sedangkan biaya serologi Rp 200-300 ribu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, dia menjelaskan, tak semua rumah sakit di Indonesia memiliki teknolgi untuk menerapkan metode NAT. Dari 211 unit transfusi darah yang berada di bawah naungan PMI, baru delapan unit yang mampu melakukan metode NAT. Di antaranya UDD PMI Pusat, DKI Jakarta, Bandung, Semarang, dan Makassar.

Meski begitu, Yuyun menyarankan semua orang untuk menerapkan metode NAT sebelum menerima transfusi darah. "Lebih baik mahal saat pengecekan ketimbang saat sudah menerima darah mengalami sakit," ujarnya.

Sebelumnya, Eijkman Institute dan PMI mengadakan penelitian gabungan tentang mutasi virus hepatitis B. Menurut studi tersebut, virus ini mengalami mutasi pada gen S. Gen S ialah gen yang berada pada permukaan luar tubuh virus. Sederhananya, gen yang biasa disebut antigen (HBsAg) ini berubah menjadi lebih kuat saat memasuki gen manusia.

Saking kuatnya antigen virus tersebut, kata Susan Irawati, peneliti dari Eijkman Institute, menjelaskan, virus ini jadi sulit dideteksi dengan metode serologi. Metode ini biasanya dapat mendeteksi virus hepatitis B dengan melihat sisi antigennya.

AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

20 hari lalu

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
WHO: Virus Hepatitis Sebabkan 3,5 Ribu Orang Meninggal Setiap Hari

Hepatitis B menyebabkan 83 persen kematian dan hepatitis C menyumbang 17 persen di dunia.


Bahaya Sabu yang Dikonsumsi Ammar Zoni dalam Tiga Kasus Narkoba

16 Desember 2023

Ilustrasi sabu. Reuters
Bahaya Sabu yang Dikonsumsi Ammar Zoni dalam Tiga Kasus Narkoba

Ketiga kalinya Ammar Zoni kembali lagi terciduk mengonsumsi narkoba jenis sabu. Ini bahaya mengonsumsinya bagi kesehatan.


Kebiasan Begadang dan Risiko Kerusakan Hati

4 Oktober 2023

Ilustrasi Liver. Shutterstock
Kebiasan Begadang dan Risiko Kerusakan Hati

Sejumlah penelitian membuktikan kebiasaan begadang dapat menimbulkan risiko kerusakan hati. Salah satunya hati tidak mampu lagi menyaring racun.


Memahami Gagal Hati, Penyakit yang Merenggut Nyawa Steve Harwell

5 September 2023

Steve Harwell. Wikipedia/Flickr-Eva Rinaldi
Memahami Gagal Hati, Penyakit yang Merenggut Nyawa Steve Harwell

Penyanyi Steve Harwell meninggal karena gagal hati akut. Berikut penjelasan lebih jauh tentang penyakit yang menghilangkan fungsi liver ini.


Cara Mencegah Penularan Hepatitis B dari Ibu ke Anak

31 Juli 2023

Ilustrasi Virus Hepatitis. shutterstock.com
Cara Mencegah Penularan Hepatitis B dari Ibu ke Anak

Pemerintah melakukan berbagai langkah penanggulangan untuk mengurangi risiko penularan hepatitis B dari ibu ke anak. Berikut caranya.


Hepatitis B Banyak Ditularkan dari Ibu ke Anak, Begini Penjelasannya

30 Juli 2023

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
Hepatitis B Banyak Ditularkan dari Ibu ke Anak, Begini Penjelasannya

Di Indonesia, menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, kebanyakan kasus hepatitis B ditularkan dari ibu ke anak.


Lengkap, Kenali Perbedaan Hepatitis A, B, dan C

29 Juli 2023

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
Lengkap, Kenali Perbedaan Hepatitis A, B, dan C

Hepatitis A, umumnya bergejala khas akan tetapi dapat sembuh sendiri dengan penanganan yang tepat. Bagaimana dengan hepatitis B, dan hepatitis C?


Penularan Hepatitis B Dominan dari Ibu ke Anak

28 Juli 2023

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock.com
Penularan Hepatitis B Dominan dari Ibu ke Anak

Kemenkes mengatakan hepatitis B di Indonesia sebagian besar ditularkan dari ibu ke anak dan salah satu penyebab tingginya prevalensi di Indonesia.


Hari Hepatitis Sedunia dan Perlunya Langkah Nyata Pengentasan lewat UU Kesehatan

28 Juli 2023

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
Hari Hepatitis Sedunia dan Perlunya Langkah Nyata Pengentasan lewat UU Kesehatan

Di Hari Hepatitis Sedunia, pakar meminta langkah nyata pengendalian hepatitis melalui implementasi UU Kesehatan yang baru disahkan.


Hari Hepatitis Sedunia, Ragam Upaya Pemerintah untuk Menekan Kasusnya

28 Juli 2023

Ilustrasi hepatitis. Shutterstock
Hari Hepatitis Sedunia, Ragam Upaya Pemerintah untuk Menekan Kasusnya

Hari Hepatitis Sedunia, Kemenkes berupaya menekan kasus dengan melibatkan peran masyarakat agar target eliminasi pada 2030 dapat tercapai.