TEMPO.CO, Helsinki - Perusahaan teknologi asal Finlandia, Nokia, membantah isu mengenai kabar memproduksi kembali telepon pintar. Nokia menyatakan belum memiliki rencana kembali menyasar konsumen perorangan.
“Berita mengenai produksi ponsel pintar, manufaktur, serta riset yang dilakukan di Cina merupakan informasi palsu,” ujar Nokia melalui pernyataan resmi yang dilansir situs ZDNET, Senin, 27 April 2015.
Satu-satunya produk Nokia yang ditujukan bagi konsumen perorangan adalah aplikasi peta Here Maps yang dibenamkan pada ponsel pintar Lumia. Here kerap disebut sebagai pesaing Google Maps dan iOS Map. Namun Nokia telah menyatakan rencana menjual Here.
Keuntungan yang diharapkan dari penjualan tersebut sebesar US$ 2,1 miliar atau sekitar Rp 27,2 triliun. “Mahalnya riset dan pengembangan Here Maps membuat Nokia rugi,” kata ZDNET. Meski demikian, Here Maps menyumbang 10 persen dari total pemasukan Nokia pada 2014. Unit bisnis Nokia lain adalah solusi teknologi informasi berupa jaringan.
Nokia sebelumnya sempat dikabarkan bakal kembali memproduksi ponsel pintar. “Nokia sedang menjalankan proyek yang bakal menghasilkan ponsel, paling cepat pada 2016,” tulis Gadgets NDTV, pekan lalu.
Dalam menjalankan proyek itu, Nokia dikabarkan menggandeng beberapa pihak. Untuk urusan lisensi, perusahaan tersebut akan menawarkan ke manufaktur. Jadi nantinya merek ponsel yang digunakan ditentukan oleh manufaktur.
Sejak dibeli Microsoft, nama Nokia resmi menjadi hak perusahaan asal Amerika Serikat itu. Dalam perjanjian akuisisi, Microsoft berhak menggunakan nama Nokia selama periode tertentu. Sedangkan Nokia tidak dapat memproduksi ponsel hingga akhir 2015.
ZDNET | GADGETS NDTV | SATWIKA MOVEMENTI