TEMPO.CO, Washington - Konsentrasi karbon dioksida, salah satu gas penyebab efek rumah kaca, semakin tinggi. Badan Nasional Atmosfer dan Kelautan Amerika Serikat (NOAA) menyebutkan level karbon dioksida pada Maret lalu mencapai rekor tertinggi sebesar 400 part per million (ppm).
Level karbon dioksida setinggi itu ternyata belum pernah tampak dalam dua juta tahun terakhir. "Kondisi ini sangat mengganggu dan mengancam. Seberapa besar usaha yang diperlukan untuk menurunkannya nanti," kata Pieter Tans, Kepala Riset Bidang Gas Rumah Kaca NOAA, seperti ditulis Associated Press, Rabu, 6 Mei 2015.
Tans mengatakan tingginya kadar karbon dioksida sangat mengganggu karena terjadi dalam tempo cepat. Jika dibandingkan dengan perubahan alami bumi yang lambat, lonjakan karbon dioksida itu seperti sebuah ledakan besar. Menurut Tans, peningkatan karbon dioksida 100 kali lipat lebih cepat dibanding lonjakan alami. Kadar karbon dioksida sudah menembus "level aman" 350 ppm pada 30 tahun lalu.
Meroketnya kadar karbon dioksida dipicu oleh pembakaran batu bara, minyak, dan gas. Kadar karbon dioksida global saat ini 18 persen lebih tinggi ketimbang 1980 ketika NOAA pertama kali melakukan pengukuran. Dalam 35 tahun, level karbon dioksida meningkat 61 ppm. Sebelum ada manusia, menurut Tans, peningkatan kadar kadar karbon dioksida secara alami sebesar 80 ppm membutuhkan setidaknya 6.000 tahun.
Ed Hawkins, ahli iklim dari University of Reading, Inggris, mengatakan kondisi ini adalah gejala penting perubahan iklim dalam sejarah manusia yang tak pernah terjadi sebelumnya. "Terakhir kali bumi punya level karbon dioksida setinggi ini di atmosfer berlangsung lebih dari sejuta tahun lalu, saat manusia modern bahkan belum berevolusi," katanya seperti ditulis The Guardian.
Level karbon dioksida memang berfluktuasi seiring dengan perubahan musim. Puncak tertinggi biasanya terjadi pada Mei dan mulai menurun saat tanaman menyerap gas itu. Namun dalam ukuran tahunan, trennya selalu meningkat. Jumlah karbon dioksida di belahan bumi bagian utara lebih tinggi karena banyaknya pembangkit listrik dan kendaraan yang beroperasi.
Level karbon dioksida pernah mencapai 400 ppm pada 2012 di kawasan Arktik selama beberapa minggu. Tahun lalu, pengukuran bulanan di wilayah Hawaii juga menunjukkan nilai yang melewati 400 ppm. Kali ini level sebesar itu justru terjadi secara global.
GABRIEL WAHYU TITIYOGA