TEMPO.CO, Karanganyar - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah saat ini tengah memugar bangunan utama Candi Sukuh, yang berada di lereng Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah. Candi peninggalan abad ke-15 itu dipugar lantaran mengalami kerusakan struktur.
Dalam proses pemugaran itu, tim mencoba mencari benda di balik batu candi yang mungkin berguna bagi ilmu pengetahuan. Sejauh ini tim belum menemukan benda berharga yang biasa ditemukan dalam bentuk pripih. Padahal, saat pemugaran pada 2012, petugas Balai Pelestarian memperoleh temuan penting.
Berita Menarik
Wali Kota Cantik Airin Dituduh Serakah, Rahasianya Dibongkar
Setelah Diserang Fadli Zon, PDIP Siapkan Pengganti Puan
"Berupa batu kristal serta lingga yoni," kata salah peneliti di Balai Pelestarian Hawa Tengah, Deni Wahju Hidajat, saat ditemui di kompleks Candi Sukuh, Rabu, 16 September 2015. Kebetulan, saat itu Deni juga menjadi ketua tim pemugaran.
Selain sangat berharga, temuan tersebut dianggap cukup unik. "Lingga yang ditemukan berbeda dengan lingga batu yang banyak dijumpai di Candi Sukuh," katanya. Lingga itu terbuat dari kristal dan memiliki bentuk serta ukuran yang persis dengan alat vital pria.
Mereka juga menemukan semacam botol dari kaca berisi air yang sangat jernih. Bagi warga sekitar, temuan itu langsung dikaitkan dengan cerita tirta amerta, yakni air kehidupan yang hanya ada dalam cerita pewayangan. "Benda-benda itu ditemukan terpendam di bawah Tugu Paruwatan," katanya.
Baca Juga
Wah, Ada Kalajengking Merah Raksasa di Planet Mars?
Alumnus UI Ini Jatuh dari Lantai 13, karena Cinta Segitiga?
Tugu Paruwatan merupakan tugu dengan relief cerita tentang prosesi ruwatan atau tolak bala. Ada pula relief bergambar Dewa Wisnu yang menunggang burung garudeya atau garuda, yang, dalam cerita pewayangan, tengah mencari tirta amerta. Saat ini temuan tersebut tersimpan di BPCB Jawa Tengah. "Masih terus diteliti," ujarnya.
Salah satu seniman yang memiliki ketertarikan khusus pada Candi Sukuh, Suprapto Suryodarmo, yakin bahwa temuan pada 2012 berkaitan erat dengan relief candi. "Air tersebut ada kemungkinan memang tirta amerta yang diceritakan dalam relief di atas tempat penemuannya," katanya saat ditemui di Candi Sukuh.
Menurut Deni, candi yang berada di puncak bukit itu memang memiliki banyak keunikan. "Bentuk candinya menyerupai piramida," katanya. Selain itu, bangunan utama candi berada di bagian paling belakang. Hal ini sangat berbeda dengan candi pada umumnya yang memiliki bangunan utama di bagian tengah.
Saat ini, candi tersebut sedang dipugar lantaran kerusakan di bagian struktur. Kerusakan itu membuat sisi bagian selatan terlihat mengembung. "Sejauh ini belum ada temuan benda-benda kuno di balik susunan candi," kata koordinator tim pemugaran, Sudarno.
AHMAD RAFIQ
Simak Juga
Wah, Bella Shofie Beraksi, Laporkan Netizen ke Polisi
Usul DPRD DKI: Tiket Transjakarta Gratis pada 2018