TEMPO.CO, Mesir - Peneliti dan penjelajah makam piramida memperkirakan masih ada satu makam yang tersembunyi dalam Piramida Khufu. Konon, makam ini berisi mayat firaun sendiri.
Kecurigaan pertama muncul karena adanya anomali temperatur–atau variasi perbedaan suhu–di beberapa bagian. “Ada di sisi timur lantai dasar piramida dan juga di bagian atas struktur,” kata Menteri Barang Antik Mesir Mamdouh el-Damaty, seperti dilansir dari Science Daily, Kamis, 12 November 2015, waktu setempat.
Perbedaan suhu ini terlihat dalam pengamatan gambar termal yang diproses di komputer. Tim peneliti menemukan keempat piramida yang terletak di Giza dan Dahshu itu memiliki titik perbedaan suhu yang mencolok. Namun Khufu mendapat sorotan karena merupakan piramida yang terbesar atau juga dikenal sebagai “The Great Pyramid.”
Ada pelbagai hal yang dapat menyebabkan perbedaan suhu ini, seperti bahan bangunan dan aliran udara piramida. Namun para peneliti lebih menyukai teori adanya ruang tersembunyi yang belum terungkap. Saat melihat gambar langsung dari bagian piramida yang dimaksud, El-Damaty mengungkap adanya perbedaan formasi batu.
“Di barisan pertama, batu-batunya masih seragam. Namun, saat dilihat lebih lanjut, ada sedikit perbedaan yang tampak. Diindikasikan ada ruang terbuka di balik batu-batu ini,” ujarnya. Namun anggota tim peneliti yang melakukan pengamatan belum memberkan pernyataan resmi terkait dengan ruang misterius ini.
Saat ini, baru diketahui keberadaan tiga ruangan besar dalam Great Pyramid. Salah satunya disebut sebagai Kamar Ratu--yang ditemukan pada 1990--yang memiliki satu jalur mendaki yang sempit. Para peneliti memanfaatkan teknologi robot untuk melihat akhir dari jalur ini. Ternyata, jalur ini membawa robot ke sebuah pintu dengan gagang dari tembaga. Saat pintu itu dibor, tampak ada ruangan kecil di baliknya.
Kepala Dewan Barang Antik saat itu, Zahi Hawass, menyampaikan ada kemungkinan kamar ini berakhir pada makam firaun Khufu.“Sampai sekarang makam tersebut belum ditemukan dan tiga kamar lain yang ada itu untuk mengecoh pencuri makam,” ucapnya.
Saat ditemui kembali, Hawass masih berharap teknologi robotik dapat membantu menemukan makam ini. Namun Kementerian Barang Antik memastikan masih perlu menginvestigasi teori anomali suhu ini beberapa tahun ke depan.
LIVE SCIENCE | URSULA FLORENE