TEMPO.CO, Amerika - Twitter baru saja mematenkan hak atas drone yang dikendalikan lewat tweet. Pesawat nirawak ini konon dapat merekam dan mengirimkan video kepada akun-akun yang mengirim perintah.
“Akun-akun dapat mengirimkan perintah lewat pesan ke akun drone ini. Drone dapat dikendalikan secara demokratis,” tulis Twitter dalam pernyataan paten Kamis lalu, seperti dilansir dari Popular Science, Rabu, 23 Desember 2015 waktu setempat. Dapat dikatakan banyak pengguna bisa mengendalikan drone dalam waktu bersamaan.
Jadi pengguna Twitter bisa mendapat gambar ataupun rekaman video tentang satu peristiwa dengan melalui cuitan kepada drone. Perangkat terbang ini juga dilengkapi dengan proyektor, lampu, dan pengeras suara. Hal-hal seperti wawancara juga mungkin dilakukan pesawat nirawak ini.
Meski terkesan inovatif, ide Twitter ini menimbulkan masalah. Baru-baru ini Federasi Administrasi Aviasi (FAA) Amerika Serikat baru saja mengeluarkan aturan registrasi kepemilikan drone. Semua pemilik pesawat nirawak harus menyerahkan data diri dan pesawat ke pemerintah. Ini untuk memudahkan pemantauan dan pencegahan atas penyelewengan penggunaan drone, seperti untuk menyelundupkan barang ke penjara.
Saat ini sudah banyak platform media sosial, seperti Facebook dan Google, yang memanfaatkan drone. Situs jual-beli barang terbesar, Amazon, juga menggunakan pesawat nirawak ini untuk mengantarkan barang pesanan.
TECH CRUNCH | POPULAR SCIENCE | URSULA FLORENE