TEMPO.CO, Jakarta - Rabu pekan lalu, Wayan Mirna Salihin meninggal setelah minum es kopi Vietnam di kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Mirna mengalami kejang setelah menyeruput es kopi dan mulutnya tampak mengeluarkan busa. Ia sempat dibawa ke klinik, kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Abdi Waluyo.
Nahas, sesampainya di rumah sakit, Mirna sudah tak bernyawa. Dari hasil uji laboratorium ditemukan ada zat sianida di dalam lambung wanita berusia 27 tahun tersebut.
Tjandra Yoga Aditama, mantan Kepala Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, mengatakan itu memang ciri-ciri keracunan sianida. "Mula-mula ada peningkatan frekuensi pernapasan," ujarnya melalui pesan pendek kepada Tempo, Senin, 11 Januari 2016.
SIMAK: Kasus Kopi Mirna, Polisi: Satu Sampel Berisi Sianida
Kemudian, kata dia, kepala merasa nyeri, sesak napas, dan perubahan perilaku. Orang yang keracunan sianida biasanya akan merasa cemas, agitasi, dan mengeluarkan banyak keringat.
Dari segi fisik, Tjandra menjelaskan, kulit akan berubah menjadi kemerahan. Tanda akhir dari keracunan sianida, ujarnya, ialah tremor dan kejang-kejang. "Ketika seseorang tak sadarkan diri, ia akan mengalami gagal napas dan henti jantung."
SIMAK: Kopi Mirna Tidak Dipesan Sendiri oleh Korban
Sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan dan sudah digunakan sejak ribuan tahun lalu. Bisa membunuh manusia hanya dalam hitungan menit.
Setelah terpapar, Tjandra menjelaskan, sianida langsung masuk ke dalam pembuluh darah manusia. Racun ini masuk melalui jaringan pembuluh darah dan langsung ke jantung. Mula-mula, kata dia, dua sistem itu yang terganggu. Setelahnya tekanan darah dalam otak langsung melonjak yang mengganggu sistem susunan saraf pusat.
SIMAK: Meninggal Setelah Ngopi, Ini Hasil Otopsi Mirna
Pada masa kronis, organ-organ endokrin (organ yang menghasilkan hormon) tak bisa lagi bekerja. Itu semua terjadi karena sianida mengikat bagian aktif enzim sitokrom oksidase, atau enzim yang membentuk air (H2O) dalam tubuh. Setelah menyerang semuanya, kandungan sianida akan mengendap di liver manusia.
Menurut Tjandra, jika kandungan sianida yang masuk ke dalam tubuh masih kecil, zat ini akan diubah menjadi tiosianat yang dapat diekskresi tubuh manusia. Sebaliknya, sianida dalam jumlah besar dapat membunuh manusia seperti kasus kopi Mirna.
AMRI MAHBUB