TEMPO.CO, San Francisco - Microsoft awal minggu ini menyatakan, saat dunia beralih ke kekuatan komputasi di awan (cloud), perusahaan itu sedang berupaya menempatkan data center di bawah air.
Peneliti yang bekerja pada Proyek Natick menguji sebuah kapal prototipe di dasar laut sekitar 1 kilometer dari Pantai Pasifik, Amerika Serikat, selama sekitar empat bulan tahun lalu. Kapal itu dinamai dengan karakter Leona Philpot dalam game video Xbox populer Halo.
"Intinya, suatu hari hal ini disebarkan dan berjalan," kata pemimpin proyek-proyek khusus Microsoft Research NExT, Norm Whitaker, dalam posting di website perusahaan. “Petualangan laut liar akan menjadi hal biasa di kantor."
Seorang penyelam turun bulanan untuk memeriksa kapal, sementara tim peneliti tetap berhubungan jarak jauh.
Menurut Microsoft, data dari percobaan itu masih dianalisis, tapi hasil awal terlihat menjanjikan. "Ini adalah teknologi spekulatif. Artinya, jika ternyata menjadi ide yang baik, ia akan mengubah ekonomi bisnis ini," ujar Whitaker.
Misi Natick adalah membangun dan mengoperasikan sebuah data center bawah air. "Dengan sekitar setengah dari populasi dunia tinggal di dekat laut dan pergeseran dalam mengakses software host di Internet cloud, memiliki data center bawah laut di sekitarnya bisa menghemat uang dan mempercepat akses ke informasi," tutur Microsoft.
Arus laut atau pasang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik untuk mendukung data center, dan kedalaman laut yang dingin memberikan pendinginan alami. "Laut menawarkan akses untuk pendinginan, sumber daya terbarukan, dan lingkungan yang terkendali," kata Whitaker.
Tahap berikutnya dari Proyek Natick sedang direncanakan dan mungkin termasuk sebuah kapal yang lebih besar dengan 20 kali kekuatan komputasi daripada sebelumnya yang telah kembali di markas Microsoft di Redmond, Washington.
Microsoft minggu lalu melaporkan laba yang melampaui ekspektasi Wall Street dengan pergeseran ke Internet cloud.
INDIATIMES | ERWIN Z.