TEMPO.CO, Banda Aceh - Seekor gajah jantan ditemukan mati di kawasan Beureugang, Desa Paya Lah, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah. “Gajah tersebut masih mempunyai gading, kami masih menjaganya agar gading tidak diambil orang,” kata Suheri, Ketua Yayasan Perlindungan Satwa Bener Meriah, kepada Tempo, Jumat, 19 Februari 2016.
Menurut dia, kematian gajah jantan tersebut belum dapat dipastikan. Dari mulutnya terlihat ada darah, tidak ada bekas jeratan. Diperkirakan gajah tersebut sudah mati sejak dua hari lalu. Pihaknya baru mengetahui Kamis malam, dan Jumat pagi langsung berjaga di lokasi.
Di lokasi kebun yang jauh dari permukiman penduduk itu, ada satu rumah ladang yang rusak diperkirakan ulah gajah tersebut. Di sekitar lokasi tersebut, juga ada kawanan gajah lainnya yang terlihat. Di dekat rumah ladang itu ditemukan pupuk yang sudah berantakan. “Apakah gajah tersebut ikut memakan pupuk lalu mati, belum dapat dipastikan.”
Suheri telah memberitahukan temuan tersebut kepada pihak Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di Banda Aceh. “Mereka dalam perjalanan kemari, juga ikut dokter hewan. Nanti akan dipastikan penyebab kematian,” katanya.
Staf World Wildlife Fund (WWF) Aceh, Azhar, membenarkan temuan tersebut, dan telah menerima laporan dari lapangan. Data WWF 2015, merilis populasi gajah Sumatera semakin menyusut dari tahun ke tahun. Seratus ekor gajah mati dalam tiga tahun terakhir di Sumatera. Populasi gajah Sumatera di Aceh diperkirakan hanya tinggal 600 ekor, yang tersebar di seluruh wilayah Aceh.
ADI WARSIDI