TEMPO.CO, Jakarta - Untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan, PT SMART akan membentuk program desa siaga api. Perusahaan sektor agrobisnis ini berencana melatih masyarakat di delapan desa di Kecamatan Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, untuk pencegahan serta penanganan kebakaran hutan dan lahan dalam tiga tahun ke depan.
"Delapan desa ini ada di dalam izin usaha perkebunan," kata Chief Executive Officer Regional Kalimantan PT SMART, Susanto Yang, di kantornya, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa, 23 Februari 2016. Kedelapan desa itu adalah Desa Simpang Tiga Sembelangaan, Tanjung Medan, Sungai Kelik, Siantau Raya, Nanga Tayap, Tajok Kayong, serta Lembah Hijau 1 dan 2.
PT SMART, termasuk dalam Sinar Mas Group, adalah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan sawit. Perusahaan ini juga merupakan anak usaha dari Golden Agri Resources yang berbasis di Singapura. Lahan perkebunan PT Agrolestari Mandiri, perusahaan kebun sawit unit usaha PT SMART, termasuk salah satu yang terbakar pada kebakaran hutan dan lahan tahun lalu.
Susanto mengakui ada titik api yang muncul di perusahaan perkebunan yang ia pimpin pada kebakaran besar itu. Namun, dia berdalih, penyebab munculnya titik api tersebut bukan dari area perkebunan PT SMART. "Melainkan dari lahan milik warga yang berada di dalam lahan kami," tuturnya.
Hanya saja, menurut Susanto, penyebab kebakaran itu tidak disengaja. "Puntung rokok yang dibuang sembarangan," katanya. Karena itu, Susanto berharap pembentukan program desa siaga api ini dapat mencegah kejadian yang tidak disengaja seperti itu.
Ada beberapa langkah dalam program ini. Pertama, tahap persiapan, yakni pemetaan lahan warga dan perusahaan, berbicara dengan warga ihwal yang mereka butuhkan, dan menyiapkan sarana dan prasarana. "Ini langkah awal," ujarnya.
Kedua, memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang dampak buruk kebakaran hutan dan lahan. "Momen ini kami manfaatkan untuk mengajarkan warga tentang cara membuka lahan yang baik tanpa membakar, juga memilih lahan yang baik untuk dibuat ladang," ujar Susanto.
Nantinya, kata dia, kalau ada warga yang membutuhkan alat dan sarana untuk membuka lahan, pihak PT SMART akan memfasilitasi.
Ketiga adalah implementasi. "Ini sudah tahap warga turut serta," ujarnya. Jadi kalau nanti ada lahan warga yang terbakar bisa langsung ditangani dengan segera. "Kami juga akan memberikan warga peralatan untuk memadamkan api."
Terakhir adalah evaluasi, yakni memantau jalannya program desa siaga api setahun sekali. Kalau nantinya ada lahan warga yang tidak terbakar, Susanto berjanji akan memberikan penghargaan berbentuk pembangunan infrastruktur sosial.
AMRI MAHBUB