TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap tebal yang masih menyelimuti wilayah setempat. Kebijakan ini diambil Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya sebagai upaya melindungi siswa dari ancaman bahaya udara di kota setempat yang masuk kategori sangat tidak sehat atau zona merah. Udara di sana bahkan juga sempat berkategori berbahaya atau zona hitam.
"Pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah untuk jenjang TK, PAUD, RA, SD, MI, SMP, MTs dan pendidikan kesetaraan diperpanjang sampai tanggal 14 Oktober 2023," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Jayani di Palangka Raya pada Ahad, 8 Oktober 2023 dilansir dari Antara.
Kategori udara tersebut itu terjadi karena wilayah Kota Palangka Raya masih marak terjadi kebakaran hutan dan lahan. Wilayah itu hingga kini diselimuti kabut asap tebal.
Jayani mengatakan, selama pembelajaran jarak jauh, satuan pendidikan tetap memantau kesehatan dan kemajuan belajar peserta didik dan selaku mengimbau peserta didik tak melaksanakan aktivitas di luar rumah.
Pendidik dan tenaga kependidikan tetap hadir di sekolah dengan memperhatikan kesehatannya dan terus memantau dan memberikan panduan pembelajaran jarak jauh pada peserta didik.
Bagi satuan pendidikan jenjang sekolah dasar (SD) yang melaksanakan gladi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), peserta didik yang terpilih tetap mengikuti gladi ANBK di sekolah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dengan tetap memakai masker dan diantar jemput oleh orang tua.
"Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya akan terus mengevaluasi perkembangan yang ada dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk dapat diberikan kebijakan pengaturan kegiatan belajar mengajar selanjutnya," katanya.
Dampak maraknya kebakaran lahan dan terus pekatnya udara di wilayah Kota Palangka Raya, pemerintah kota setempat menetapkan status tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Dengan penetapan status tersebut Pemerintah Kota Palangka Raya melalui dinas terkait akan memenuhi indikator-indikator yang harus dilengkapi saat status tanggap darurat karhutla bencana ditetapkan.
Dampak kebakaran hutan dan lahan mulai dirasakan masyarakat seperti bau kabut asap menyengat yang membuat nafas sesak dan mata pedih serta tenggorokan terasa kering dan cepat merasa haus.
Sementara itu, pada Ahad kemarin, aplikasi ISPUnet atau laman ispu.menlhk.go.id yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan kualitas udara di Kota Palangka Raya berkategori merah atau sangat tidak sehat. Nilai PM2,5 adalah 178, PM10 adalah 94, CO adalah 98, HC adalah 8, NO2 adalah 248, O3 adalah 25 dan SO2 adalah 128.
Pilihan Editor: Universitas Negeri Padang Buka Seleksi 207 CPNS dan 22 PPPK Dosen, Ini Formasinya