TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah fosil dinosaurus yang berasal dari tahun 1942 menunjukkan hal yang mengejutkan. Tulang belulang dinosaurus ini ternyata dipenuhi retakan dan lekukan bekas infeksi.
"Dia hidup dengan rasa sakit yang luar biasa," kata profesor biologi dari Fayetteville State University, Amerika, yang mengungkap temuan ini, seperti dilansir dari IFL Science, Selasa, 1 Maret 2016. Total, ada delapan tulang yang retak pada fosil Dilophosaurus wetherilli ini.
Dinosaurus yang menjelajahi bumi pada zaman Jurassic—atau 193 juta tahun silam—ini dikenal bergigi tajam dan berkaki kuat. Dengan tinggi 6 meter dan berbobot 500 kilogram, hewan tersebut sangat tangguh dalam berburu mangsa.
Luka-luka yang dialami fosil ini diduga berasal dari pertarungan brutal dengan dinosaurus lain. Ia mungkin terlempar ke suatu batu atau pohon saat mempertahankan diri dari predator atau menghadapi perlawanan mangsanya.
Akibat pertarungan itu, bahu kiri dinosaurus ini retak dan ada infeksi tulang pada jempol kirinya. Ada pula bekas trauma pada lengan kanan atasnya dan kerusakan pada lengan kiri bawah. Senter juga menemukan ada satu deformasi pada tulang jari.
"Salah satu jarinya tumbuh mencuat lebih panjang daripada lainnya," katanya. Akibatnya, dinosaurus ini sering tersandung.
Ada pula bagian tulang yang hilang dari lengannya. Tak seperti mamalia, dinosaurus tak bisa menumbuhkan kembali tulang yang hilang. Jadi, semasa hidupnya, dinosaurus ini hidup dengan tulang tak lengkap.
Fosil D. wetherilli ini menjadi fosil dinosaurus bipedal—dua kaki—yang memiliki luka terbanyak. Sebelumnya, rekor ini dipegang fosil Tyrannosaurus rex bernama Sue, yang memiliki empat kerusakan pada tulangnya.
URSULA FLORENE | IFL SCIENCE