TEMPO.CO, Washington D.C. - Sebuah jenis sel otak yang selama ini diketahui membantu hewan melacak lokasi ternyata juga ditemukan pada manusia. Studi para peneliti ini menemukan untuk pertama kalinya sel otak pada manusia memiliki sistem navigasi GPS.
Peneliti menemukan neuron, atau sel jaringan, yang aktif dalam otak peserta penelitian ketika mereka menjelajahi lingkungan virtual. Para peneliti mengungkapkan, sel-sel ini berfungsi seperti sistem GPS internal dan dalam memori.
"Sel-sel jaringan memberi tahu seseorang di mana mereka berada dalam suatu lingkungan," kata Joshua Jacobs, peneliti dari Drexel University di Philadelphia, Amerika Serikat, seperti dikutip dari laman NBC News. Pada hewan, sel memberikan semacam tongkat pengukur untuk navigasi.
Pada akhir 1970-an, para ilmuwan menemukan neuron dalam hippocampus (pusat memori otak) yang aktif pada tikus ketika hewan-hewan itu berada di tempat tertentu. Ternyata sel-sel ini juga ditemukan pada manusia.
Pada 2005, para ilmuwan menemukan sel-sel jaringan pada tikus, lalu pada kelelawar dan monyet. Sebuah studi pencitraan resonansi magnetik fungsional mengisyaratkan bahwa sel-sel jaringan itu juga terdapat pada manusia, tapi studi baru ini masih perlu pembuktian yang kuat.
Jacobs dan rekan-rekannya mengasah lebih dalam penelitian pada sel-sel jaringan manusia menggunakan elektroda yang ditanamkan di otak pasien pada pengobatan epilepsi yang resistan terhadap obat.
Dalam studi tersebut, para peserta penelitian memainkan simulasi permainan virtual nyata pada lingkungan luar. Mereka diminta menemukan lokasi berbagai benda, seperti botol air dan sepeda. Peserta harus melacak bekas lokasi obyek menggunakan joystick.
Selama bertugas, para ilmuwan mendeteksi aktivitas sel-sel jaringan di daerah otak yang disebut korteks entorhinal, yang terlibat dalam memori. Dalam studi tersebut, sel-sel menjadi aktif dalam pola jaringan segitiga, membentuk sistem koordinat untuk melacak gerakan seseorang.
Temuan ini membantu mengungkapkan bagaimana manusia melakukan pelacakan atau navigasi, dengan menunjukkan bahwa kita menggunakan mekanisme lokasi yang mirip dengan tikus dan hewan lainnya.
NBC NEWS | AMRI MAHBUB