TEMPO.CO, Bandung - Organisasi pemerhati satwa, Pro Fauna, angkat bicara ihwal gajah Sumatera bernama Yani, yang sakit dan terbaring tak berdaya di belakang kandang gajah Kebun Binatang Bandung.
Pro Fauna menilai pengelola Kebun Binatang Bandung, yakni Yayasan Margasatwa Tamansari, tidak menangani seekor satwa yang sakit sesuai dengan prosedur. Apalagi menempatkannya di tempat yang kotor, di bawah tenda terpal yang tidak cukup melindungi dari hujan dan panas.
"Tidak layak untuk seekor hewan yang sudah sakit selama tujuh hari," ujar Rinda Sirait, Koordinator Pro Fauna Representatif Jawa Barat, di Kebun Binatang Bandung, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Rabu, 11 Mei 2016.
Selain itu, Pro Fauna menyesalkan tidak adanya tenaga medis yang disediakan pihak pengelola kebun binatang. Menurut dia, pengelola Kebun Binatang Bandung telah mengabaikan Peraturan Menteri Kehutanan RI Nomor P.31/Menhut-II/2012 tentang lembaga konservasi. "Syarat kebun binatang, harus punya klinik, paramedis, obat-obatan, dan dokter hewan tetap," ujarnya.
Pro Fauna berharap pengelola Kebun Binatang Bandung cepat bertindak untuk menyelamatkan nyawa gajah Yani. "Terlepas dari kondisi Kebun Binatang Bandung seperti yang diwacanakan, kami lebih fokus bagaimana Yani bisa diselamatkan," ucapnya.
Rinda berharap tim dokter hewan yang rencananya akan diterjunkan untuk menangani nyawa gajah Yani bisa segera bertindak. "Relawan dokter hewan akan membantu, tapi belum tahu kondisi awal Yani seperti apa. Kami akan fokus," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Yani, gajah Sumatera berusia 37 tahun, sudah sepekan dipisahkan dari tiga gajah lain. Yani, yang sakit tanpa diketahui penyebabnya, tergeletak tak berdaya di dalam tenda terpal biru di belakang kandang gajah Kebun Binatang Bandung.
PUTRA PRIMA PERDANA