TEMPO.CO, Tangerang - Penemuan lima anak Indonesia meraih penghargaan di ajang bergengsi International Exhibition for Young Inventors di Harbin, Cina. Tiga karya ilmiah yang dihasilkan lima anak yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas ini, meraih medali emas, perak, dan sejumlah penghargaan khusus. Lima pelajar ini, adalah binaan kompetisi ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Medali emas diraih oleh Feriawan Tan dan Aan Aria Nanda dari SMA Negeri 1 Tarakan. Mereka menciptakan D-Box CC yang merupakan singkatan dari Detector Box for CO and CO2. "Kami menciptakan alat ini karena tempat tinggal kami juga terkena bencana asap beberapa waktu lalu," kata Feri di Terminal 2D Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Rabu, 20 Juli 2016.
D-Box CC adalah alat untuk mendeteksi dan mengidentifikasi kadar Karbon Monoksida dan Karbon Dioksida dalam udara. Alat ini berbentuk kotak berukuran 20x10x10 Sentimeter yang keempat sisinya terbuat dari talenan. Di depannya, ada tiga lampu dan satu layar LCD.
Lampunya berwarna merah, kuning dan hijau yang menunjukkan tingkat keamanan kandungan kedua gas tersebut. Layar LCD berfungsi untuk menampilkan presentase kadar kedua gas.
Ryan Timothi Abisha dari Sampoerna Academy Jakarta meraih medali perak atas karyanya Smart Trash Bin. Sekilas, ciptaan Ryan seperti tempat sampah biasa yang sudah ada. Terdiri dari tiga tempat sampah untuk menampung sampah dengan bahan yang berbeda.
Sentuhan lain diberikan Ryan pada tempat sampah pintarnya. Ia memberi sebuah sensor di atas tiga tempat sampahnya. Jadi, sampah harus ditempelkan terlebih dulu ke sensor. Kemudian, tutup tempat sampah yang terbuka akan sesuai dengan bahan yang dideteksi sensor.
Ide Ryan hadir karena melihat orang membuang sampah tak sesuai dengan jenis bahannya. Padahal, tempatnya sudah dikelompokkan. "Kan jadi susah daur ulangnya, harus dipisahkan lagi," kata dia.
Tempat sampah pintar milik Ryan juga menerima penghargaan khusus dari Makau dan Jepang.
Dari Cimahi, Jawa Barat. Asep Muhamady Salim dan Muchamad Alfarisi menciptakan Simina Banjir, yakni Sistem Mitigasi Bencana Banjir. Simina Banjir adalah sistem peringatan dini banjir yang bisa diterima masyarakat melalui pesan singkat.
Sebuah sensor ditempatkan di hulu sungai. Kemudian prosesornya diletakkan di tempat yang aman untuk menerima data dan mengirimkan SMS kepada masyarakat. Asep dan Muchamad membuat sensor untuk Simina Banjir menggunakan sensor dari mesin cuci bekas. Prosesornya, mereka rakit sendiri.
"Masyarakat juga bisa mengetahui status ketinggian sungai dengan kirim sms, nanti mesin yang balas," kata Asep.
TRI ARTINING PUTRI