Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Adidas Produksi Sepatu dari Daur Ulang Sampah Plastik

image-gnews
Sebuah alat berat sedang mendorong tumpukan sampah, di DRZ Darmstaedter Recycling Zentrum GmbH. Tempat ini merupakan pusat pengolahan limbah, sampah seperti plastik dan polystyrene, logam, kertas dan limbah konstruksi dipisahkan dan dihancurkan untuk di daur ulang. Darmstadt, Jerman, 17 Juni 2015. Thomas Lohnes/Getty Images
Sebuah alat berat sedang mendorong tumpukan sampah, di DRZ Darmstaedter Recycling Zentrum GmbH. Tempat ini merupakan pusat pengolahan limbah, sampah seperti plastik dan polystyrene, logam, kertas dan limbah konstruksi dipisahkan dan dihancurkan untuk di daur ulang. Darmstadt, Jerman, 17 Juni 2015. Thomas Lohnes/Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Plastik merupakan material yang mudah diproduksi dan tahan lama. Produknya sangat beragam, dari wadah makanan, aneka kemasan, peralatan rumah tangga, perlengkapan medis, hingga material kendaraan bermotor. Masalahnya, limbah plastik kian menumpuk setiap hari.

Plastik tak bisa hancur lewat proses alami dan bertahan sangat lama di alam. Dibutuhkan 500-1.000 tahun bagi plastik agar terdegradasi, tapi tetap saja akan menyisakan partikel mikroplastik yang berbahaya bagi makhluk hidup. Pemusnahan secara konvensional, seperti dibakar, hanya akan menambah kadar polutan di udara.

Volume sampah plastik mencapai 300 juta ton setiap tahun, 8 ton di antaranya mengalir ke laut. Ini setara dengan lima kantong plastik setiap 30 sentimeter di sepanjang garis pantai dunia dan kurang dari 8 persen yang didaur ulang. Mendaur ulang plastik menjadi material dengan fungsi yang berbeda dengan usia pakai lebih lama menjadi cara cukup efektif untuk mengurangi volume limbah.

Adidas, produsen peralatan olahraga asal Jerman, memproduksi sepatu dari sampah plastik daur ulang. Mereka bekerja sama dengan organisasi lingkungan, Parley for the Oceans, untuk membuat sepatu UltraBOOST Uncaged Parley. Sekitar 95 persen sepatu itu dibuat dari sampah plastik dari perairan Kepulauan Maldives.

Tahun lalu, mereka membuat purwarupa sepatu menggunakan mesin cetak tiga dimensi. Sekitar 7.000 pasang sepatu ini akan dipasarkan di toko dan secara online pada pertengahan November seharga US$ 220 (Rp 2 juta). Tahun depan, Adidas berencana membuat sejuta pasang sepatu menggunakan sampah plastik dari Parley Ocean Plastic.

Selain sepatu, perusahaan itu membuat perlengkapan sepak bola yang terbuat dari hasil daur ulang limbah plastik untuk klub Bayern Muenchen dan Real Madrid. “Tujuan utama kami adalah menghapus plastik murni dari jaringan suplai,” kata Eric Lietdke, anggota Dewan Komisaris Adidas, seperti ditulis The Verge, pekan lalu.

Menurut pendiri Parley for the Oceans, Cyrill Gutsch, upaya menyelamatkan laut dari sampah plastik tak bisa dilakukan sendiri. Setiap orang bisa memberikan kontribusi. “Industri kreatif bisa merancang kembali material, produk, dan model bisnisnya. Adapun konsumen membantu dengan meningkatkan angka permintaan.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perusahaan start-up di Amerika Serikat, ByFusion, mendaur ulang sampah plastik di laut menjadi bahan bangunan. Produk bernama RePlast itu memiliki kekuatan seperti bata konvensional yang dibuat dari pasir dan semen, namun lebih ringan dan kokoh. RePlast dibuat dengan memadatkan semua jenis plastik tanpa perlu pemilahan atau pencucian.

Sistem RePlast dapat memadatkan serpihan plastik menjadi bongkahan dengan beragam bentuk dan kepadatan sesuai dengan pesanan. Mesin pencetak dirancang khusus agar bisa dipindahkan dengan mudah dan cukup kecil untuk dimasukkan ke dalam kontainer untuk dikapalkan.

RePlast tak membutuhkan semen atau larutan perekat lain, seperti bata konvensional. Bata plastik ini dipasang dengan menggunakan batang logam dan baut konstruksi. Dibuat dari aneka jenis plastik, tampilan RePlast cukup menarik karena berwarna-warni. Struktur bata plastik ini bisa diperhalus dengan menggunakan lapisan semen biasa.

Penggunaan RePlast dinilai bisa meningkatkan status “bangunan hijau” karena dibuat dari produk netral karbon dan melalui proses produksi yang tak beracun. Emisi gas rumah kaca dalam produksi RePlast disebut 95 persen lebih rendah ketimbang bata konvensional. Saat ini, bongkahan RePlast sudah dirancang untuk material dinding dan pembatas jalan.

ECOWATCH | THE VERGE | SCIENCEALERT | NEW CIVIL ENGINEER | GABRIEL YOGA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia