Neonicotinoid telah dilarang sementara di Eropa pada 2013 setelah diketahui dampaknya bagi lebah. Laporan European Crop Protection Association (ECPA) memperkirakan bahwa pembatasan tersebut membebani industri pertanian 900 juta euro per tahun. Namun kini Komisi Eropa menyiapkan sebuah rencana baru untuk membatasi lebih lanjut penggunaan bahan kimia ini.
Tahun lalu, produsen pestisida dari Amerika Serikat, Ortho, mengumumkan akan menghapus bahan kimia (neonics) dalam tiga merek obat semprotan dan bubuk pembunuh serangga untuk pohon, mawar, dan bunga-bunga lainnya tahun ini. Penghapusan zat serupa untuk semua produknya paling lambat pada 2021.
Riset Paywell ini untuk pertama kalinya menunjukkan efek negatif dari pembalutan serbuk sari oleh neonicotinoid pada lebah madu dan lebah liar. Dampak ini penting diketahui karena banyak tanaman yang secara global memanfaatkan serangga penyerbuk ini untuk terjadinya penyerbukan silang dan penyebaran serbuk sari. Tanpa penyerbuk ini, penduduk bumi akan berjuang menghasilkan beberapa makanan.
Baca: Ajaib, Lebah Madu Bisa Hidup di Kawah Gunung Berapi
Namun, Bayer, produsen utama neonicotinoid yang mendanai sebagian penelitian ini, menyebut temuan tersebut tidak meyakinkan. Mereka yakin bahwa pestisida tidak buruk bagi lebah. Padahal kini semakin banyak penelitian yang telah menemukan bukti adanya hubungan antara neonicotinoid dan masalah pada lebah.
Tanaman yang terpapar neonicotinoid membahayakan koloni lebah di Inggris dan Hungaria. Juga, mengurangi keberhasilan reproduksi lebah-lebah liar di tiga negara lainnya. "Di Inggris, kami menemukan tingkat kematian yang tinggi. Sedangkan di Hungaria, koloni turun 24 persen selama musim dingin," kata Pywell. Namun, di Jerman, tidak banyak ditemukan efek berbahaya pada lebah madu.
Baca: Ternyata Begini Kehidupan Unik di dalam Sarang Lebah Madu
Selanjutnya: Untuk tawon besar...